|
Sinopsis Buku: Allah turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam yang terakhir. Allah lalu berfirman, "Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni. "Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar.
(HR. Bukhori-Muslim) "Tidak ada yang bisa memadamkan api neraka kecuali air mata, yaitu air mata seorang hamba yang memohon ampun, air mata tobat". Sungguh tahajud adalah saat yang termustajab bagi seorang hamba untuk bertobat. Tiada yang melihat. Jauh dari pamer, dekat dengan ikhlas. Air mata saat tahajud adalah air mata tulus. Hanya keheningan dan para malaikatlah saksi seorang hamba yang bersimpuh berserah diri di hadapan Allah SWT. Orang yang baik menurut Rasulullah bukanlah orang yang tidak pernah salah, tapi orang yang apabila berbuat kesalahan segera memohon ampun, memperbaiki kesalahannya, dan berjanji tidak akan mengulanginya. Di dalam buku ini, Anant, dengan tekun menceritakan pengalaman hidupnya yang tidak selamanya lurus. Kejujuran, ketulusan, dan kisah pertobatannya secara keseluruhan melambari buku ini. Jadilah ini bukan sekadar kumpulan syair-syair dan cerita-cerita semata, melainkan buah hikmah yang kaya makna. Sebuah pelajaran hidup yang semestinya kita petik dan renungkan. "... Saudaraku Anant telah menjalankan kewajiban sekaligus hak berdakwah, untuk melawan kemungkaran yang berkembang sangat dahsyat. Syair-syair Air Mata Tahajud sangat dalam maknanya dibalut dengan nada-nada yang indah. Semoga mampu menghambat gerak laju kebathilan yang terus merongrong kehidupan zaman ini... santri-santri kami yang berjumlah kurang lebih 700 orang pun sebagian besar memiliki copy syair-syairnya sebagai bahan perenungan." - Ust. Harun Al-Rasyid. Pimpinan Ponpes AL-HIKMAH Karangmojo, Gunung Kidul, Yogyakarta Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |