|
Sinopsis Buku: Bagai telur di ujung tanduk. Itulah salah satu perumpamaan di zaman Kala Bendhu ini. Masalahnya siapa yang menaruh telur di ujung tanduk--perbuatan tolol. Lantas tanduk hewan apa pula yang digunakan? Telur apa yang nangkring di tanduk. Bisa saja seekor bebek teler bertelur di cula badak, bukannya tanduk. Perumpamaan yang ngaco dari awal.
Problem di atas tadi adalah gambaran keadaan negara kita tahun 2003 sampai dengan 2007. Penuh dengan tebaran peraturan dan tuaian pelanggaran. Penuh dengan lagu yang tanpa nada, penuh dengan nada tanpa suara. Penuh dengan penyanyi tanpa manusia. Dicoba tampilkan secara anakronistis di era Kerajaan Majapahit abad 15 yang lalu. Melalui pandangan kelas rakyat, seorang Panji Koming yang lugu dan Pailul yang slengean. Serta Ni Woro Ciblon tunangan Panji Koming, Ni Dyah Gembili pacar Pailul selengkapnya dengan keponakan mereka Bujel dan Trinil. Mereka dengan perasaan ngungun, sebal, dongkol sesuai kepribadian mereka masing-masing. Melihat ke atas bagaimana para pengatur negeri ini... membiarkan telur nangkring di ujung tanduk. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |