|
Sinopsis Buku: -- Sayap Sayap Patah
Dengan gaya lirisnya yang khas, karya fenomenal Gibran ini menuturkan cinta yang dikekang oleh aturan masyarakat yang kejam. Buku ini seakan semakin mempertegas kepedulian Gibran pada kondisi kaum perempuan Timur yang menyedihkan, ketamakan dan kekayaan sebagai penghalang bagi kebahagiaan, serta kekuatan cinta yang melimpah ruah. Akan sangat mudah bagi kita untuk menemukan kisah lain yang lebih rumit strukturnya dibanding Sayap-Sayap Patah. Di tangan Gibran kisah sederhana ini berhasil diramu menjadi sebuah mahakarya. Kelincahan Gibran dalam memilih dan merangkai kata serta mencipta metafora membuat karyanya selalu memiliki kekhasan yang sukar untuk dilupakan para pembacanya. -- AlMustafa Almustafa, atau yang lebih dikenal sebagai The Prophet, sering digolongkan sebagai buku mistik populer dan diterjemahkan ke dalam lebih dari dua puluh bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa ada kekuatan luar biasa di balik cara pengungkapannya sehingga pembaca tertarik untuk memahami, menghayati, dan mungkin juga meyakininya. Kritik yang pernah dilontarkan tak satu pun bisa menggoyahkan kemasyhuran karya Gibran ini. Tokoh dalam buku ini, Almustafa, yang telah tinggal di sebuah kota selama 12 tahun hendak kembali ke negerinya dengan menaiki sebuah kapal. Keberangkatannya itu tertunda oleh pertanyaan-pertanyaan tentang misteri kehidupan yang diajukan oleh sekelompok orang. Wejangan-wejangan yang disampaikan oleh Almustafa bertujuan untuk memerdekakan pendengarnya. Pada 1960-an Almustafa menjadi semacam “buku panduan” untuk mendukung budaya tanding. Pada 1980-an pesan-pesan spiritualisme di dalamnya diadopsi untuk mengimbangi kesuksesan material oleh kaum Yuppie. Tentang Penulis Kahlil Gibran terlahir dengan nama Gibran Khalil Gibran di Beshari, Lebanon pada 1883. Pada usia 12 tahun ia berimigrasi ke Amerika bersama ibu dan kedua adik perempuannya. Di sanalah, secara tak sengaja namanya berubah menjadi Kahlil Gibran akibat pencatatan yang salah oleh pihak administrasi sekolah pertama yang diikutinya. Sempat kembali ke tanah kelahirannya selama tiga tahun untuk memperdalam bahasa Arab, Kahlil Gibran menghabiskan masa remaja bersama seniman bohemian di Boston. Ia juga pernah tinggal di Paris selama setahun untuk berguru seni rupa pada beberapa seniman di Prancis. Pulang dari Paris ia pindah ke New York dan menetap di kota ini sampai akhir hayat. Tulisan-tulisan Gibran dikenal luas karena cita rasa orientalnya yang eksotis, bahkan mistis. Dianggap sebagai penyair Arab di perantauan terbesar, Kahlil Gibran meninggal di New York pada 1931. Ratusan pendeta dan para pemimpin agama, yang mewakili setiap aliran di bawah langit Timur, tertunduk khidmat dalam acara pemakaman itu. Mereka berasal dari Kristen Maronit, Protestan, Islam Syi’ah dan Sunni, Gereja Yunani Kuno, Yahudi, Druz, dan lain-lain. Kahlil Gibran dikuburkan di Beshari, Lebanon, tempat dia menjalani masa kanak-kanaknya. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |