|
Sinopsis Buku: Terlahir menjadi perempuan sudah merupakan sebuah kutukan. Terlahir sebagai perempuan dengan tahi lalat berbentuk tetesan air mata jelas-jelas merupakan tanda kebencian dewa-dewa...
Berlatar belakang Malaysia pada tahun 1950-an yang penuh gejolak, cerita menggetarkan ini mengeksplorasi pencarian abadi cinta di lanskap dramatis yang dirobek oleh granat teroris. Cantik dan penuh semangat, Mei Kwei berhasil mengatasi takdir kelahirannya yang tak beruntung dan melepaskan diri dari pria-pria yang tidak bisa ia cintai kemudian jatuh dalam pelukan lelaki yang tak boleh ia cintai: pastor katolik, Bapa Francois Martin, seorang misioner yang dikirim ke Luping, sebuah kota kecil di Malaysia. Berhadapan dengan cinta Mei Kwei, komitmen Bapa Martin pada pangggilannya mulai retak, menampakkan jati diri lelaki yang tersembunyi di dalamnya. Tuntutan tubuh dan jiwa pun berubah menjadi benturan yang menakutkan... *** TENTANG PENULIS: Catherine Lim lahir dan tumbuh besar di Malaysia tapi tinggal dan bekerja di Singapura. Dia mengajar Linguistik Terapan sebelum beralih menjadi penulis secara penuh. Catherine Lim telah mempublikasikan tujuh buah kumpulan cerpen (dua di antaranya digunakan sebagai teks ujian GCSE oleh Cambridge University), empat novel, sebuah buku puisi, serta ratusan artikel. *** KEUNIKAN The Teardrop Story Women: 1. Menggunakan setting Malaysia pada masa kolonial Inggris 2. Menyuguhkan kisah tentang keragaman etnis di Melayu, terutama memberi wawasan tentang etnis Cina di perantauan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |