|
Sinopsis Buku: Jika lava atau magma sebuah gunung berapi adalah hati, maka kepundan adalah jiwa, yang menampung segala macam bentuk gejolak dalam hati manusia.
Tokoh sentral dalam novel ini, Lelaki Muda, adalah prototipe manusia individualis yang senantiasa melakukan pemberontakan terhadap sistem sosial di lingkungan tempat-tinggal dan sekolahnya yang dinilainya korup dan munafik. Tokoh-tokoh lain: Perempuan bekas dokter, seorang pencari sejati yang rela melepaskan predikatnya sebagai seorang dokter dan berkelana hingga ke pemukiman transmigran, untuk mencari jawaban atas sebuah pertanda yang ia tangkap melalui mimpi-mimpinya. Tokoh Pemuda Tarka, seorang lelaki yang awalnya adalah seorang yang oportunis, namun sejak pertemuannya dengan tokoh Lelaki Muda, berubah total menjadi lelaki yang militan. Ada lagi tokoh Wartawan. Ia adalah seorang jurnalis idealis yang, menulis bukan dengan pena, tetapi dengan jiwanya, kata rekan-rekannya sesama wartawan. Buku ini menceritakan seluruh tokoh-tokoh tersebut dengan masing-masing pencarian dan pergulatan hati dan spiritualnya. Seluruh tokoh dalam Kepundan, bahkan tokoh antagonis, naif, dan licik sekali pun, namun semua adalah manusia-manusia yang jujur terhadap hati nuraninya. Melalui dialog-dialog dan proses kontemplasi masing-masing kita akan mafhum atas apapun pilihan yang telah mereka ambil. Novel ini bukanlah novel yang memuat konflik benar-salah atau hitam-putih. Sesungguhnya seluruh tokoh-tokohnya adalah manusia-manusia yang tengah bermetamorfosa menuju puncak pencapaiannya masing-masing. Mereka adalah manusia-manusia yang bergerak di muka Bumi ini untuk menjalani ketentuan langit-Nya masing-masing. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |