|
Sinopsis Buku: Di seluruh dunia konon tidak ada dua negara bertetangga yang lebih berbeda daripada Australia dan Indonesia. Ternyata perbedaan-perbedaan ini tidak menjadi kendala bagi para pengarang muda Indonesia. Dalam bunga rampai ini sosok manusia Indonesia tersorot tajam dilatarbelakangi oleh kebudayaan Australia. Australia muncul bukan hanya sebagai latar belakang eksotik yang kadangkala garang, melainkan juga sebagai tantangan yang harus dihadapi, sebagai medan pengalaman yang menempa jiwa, sebagai pencetus kesadaran akan arti keindonesiaan, bahkan sebagai bumi dan masyarakat yang mampu dicintai oleh muda-mudi Indonesia. Sebagai orang Australia saya bangga negara saya dapat dijadikan sumber ilham oleh pengarang Indonesia.
George Quinn, Australian National University (24 November 2005). Perbedaan itu lumrah. Tetapi, memahami, menyikapi dan hidup dalam perbedaan tidak pernah mudah. Maka, pengertian antara dua sistem budaya yang amat berbeda menjadi sesuatu yang mewah. Diperlukan kecerdasan, ketulusan, penghormatan terhadap hidup, dan kebesaran hati untuk itu. Terkadang, diperlukan daya tahan yang lebih untuk mampu menghikmati kesendirian, dan mungkin juga, untuk belajar mencintai hidup dan kehidupan secara lebih dewasa; untuk hanya memberi dan berusaha tidak meminta, untuk mencoba memahami tanpa lebih dulu dimengerti. Meski pun sulit, untuk itulah buku ini ada. Buku ini menjadi sebuah upaya membangun pengertian lintas budaya antara Indonesia dan Australia yang unik dan sangat berharga, karena ditulis bukan oleh para penulis terkenal yang memang terkemuka daya imajinasinya, tetapi oleh mereka yang fasih lantaran langsung mengalaminya. Miranda Risang Ayu, kolumnis (7 November 2005). Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |