Cari berdasarkan:



Pahlawan Padang Rumput - Chau Guan Eng Hiong
 








Pahlawan Padang Rumput - Chau Guan Eng Hiong 
oleh: Gan K.L.
> Fiksi » Tjerita Silat & Tjerita Khas Tionghoa

List Price :   Rp 40.000
Your Price :    Rp 34.000 (15% OFF)
 
Penerbit :    Pantja Satya
Edisi :    Soft Cover
Tgl Penerbitan :    2004-03-00
Bahasa :    Indonesia
 
Ukuran :    0x0x0 mm
Sinopsis Buku:
Cuplikan bab 1:Terdengar suara nyanyian bercampur dengan bunyi kelenengan unta berkumandang di angkasa gurun yang luas. Di gurun Taklamakan (di daerah Sinkiang) beberapa unta tengah melangkahkan kaki dengan langkah yang mantap. Seorang pemuda suku bangsa Kazak sedang melantunkan suara nyanyian yang nyaring dengan lagu pujian akan keindahan tanah airnya dengan semangka madunya yang manis.Hai, Asta, apa kau belum cukup akan mati dahaga ? Tenggorokanku bisa lebih kering lagi karena nyanyianmu itu, tiba-tiba pemuda lain menegur temannya tadi dengan tertawa, begitu suara nyanyian temannya itu berhenti.Ah, Nyo-taihiap, apakah kau belum cukup lama tinggal bersama kami ? sahut pemuda duluan yang tadi dipanggil Asta, lalu dengan tertawa menyambungnya, Mungkin kau masih belum mengenal watak bangsa Kazak kami? Sekalipun dalam keadaan yang paling sulit pun bangsa Kazak kami senantiasa bergembira.Kau benar, Asta, tiba-tiba seorang pemuda lain lagi menyeletuk, Tetapi lagu yang kau bawakan tadi agak kurang tepat dengan tempat ini. Lihatlah, di depan sana penuh dengan bukit pasir yang sungsang-timbul, untuk mencari sebatang rumput pun tidak gampang, namun di tempat yang mirip neraka ini kau malah bernyanyi tentang semangka madu segala, apa ini bukan sengaja hendak membikin orang mengiler saja ?Mokhidi, kenapa kau begitu sembrono menamakan tempat kita ini neraka ? sahut Asta dengan raut kurang senang. Tidakkah kau sendiri di lahirkan dan dibesarkan di padang rumput ini, kau sudah menjelajah dan mengelilingi seluruh utara selatan Thian-san (gunung Thian di Sinkiang), tidakkah kau tahu dipadang rumput kita initidak sedikit terdapat kekayaan alam dengan pemandangan yang indah permai pula ? Dengarlah ini, biar kutunjukan padamu, bahwa sungai Merak yang airnya biru menghijau berkilauan bagaikan bulu sayap burung merak, buah-buahan duku, tho dan semangka madu yang rasanya manis, membuat orang mengiler, masih kurang apa lagi yang tidak bagus? Tentang buah-buahan dan semangka madu ini masih belum berarti, bahkan kita masih memiliki rombongan domba yang mirip gumpalan awan putih dan nona-nona gembala dengan kuncir panjangnya yang manis! Ah, sudahlah Mokhidi, pendek kata nanti kalau sudah melintasi gunung ini aku akan menemanimu pergi mencari nona penggembala yang cantik manis itu.




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
Ambisi Keji Seorang Ibu Suri
oleh Kang Byungsang
Rp 58.000
Rp 49.300
Salju di bumi Goryeo kini mulai mencair. Burung berkicau riang dan bunga liar pun mekar penuh warna, siap menyambut musim semi yang datang membawa ...  [selengkapnya]
oleh Nafta S. Meika
Rp 55.000
Rp 46.750
"Ia tertawa melihat penampilan sahabatnya itu. Wander terlihat seperti seorang tukang cerita keliling. Seluruh tubuhnya ditutupi jubah yang tebal dan ...  [selengkapnya]
oleh Nafta S. Meika
Rp 68.000
Rp 57.800
Setelah sebelumnya menjadi bulan-bulanan teman-temannya karena kelemahan fisiknya, Wuan menjadi pendekar yang disegani setelah menjadi murid Kurt ...  [selengkapnya]
oleh Jeff Stone
Rp 47.500
Rp 40.375
Pemandangan yang terhampar di depan Fu lebih buruk daripada yang dia bayangkan. Api menyambar dari setiap bangunan. ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement