|
Sinopsis Buku: Perjodohan Busur Kumala merupakan salah satu serial Thiansan (Liang Ie Shen).Cuplikan bab 1:Keindahan alam di Kanglam selama musim semi tersohor sekali, apapula, di bulan ketiga, di saat rumput-rumput tinggi dan bunga-bunga mekar permai serta burung-burung ngoceh tak hentinya. Terutama mentakjubkan ialah untuk mereka yang belum pernah menginjak wilayah Selatan itu. Demikian sudah terjadi dengan seorang muda, yang usianya kurang lebih dua puluh tahun, air muka siapa nampak seperti ke kanak-kanakan begitu pula tingkah polahnya. Berada di sebuah tanjakan bukit, ia bergembira sekali, matanya memandang kelilingan, tangannya saban-saban digerak-geraki dan kakinya kadang-kadang berjingkrakan. Seorang diri dia berkata bagaikan berseru: Pantaslah ketika tuan tua masih ada di Sakya, setiap hari dia memikiri untuk pulang ke kampung halamannya, kiranya Kanglam ini sungguh-sungguh suatu tempat yang indah! Ya, Kanglam indah, Kanglam, indah sekali!Di belakang anak muda ini ada mengintil serombongan bocah, mengintil sembari tertawa haha-hihi. Salah satu bocah, yang paling besar, lantas menunjuk hidungnya sambil berkata-kata dengan suaranya yang berlagu: Tidak tahu malu, tidak tahu malu! Tikus tua terjatuh ke dalam timbangan, dia memuji-muji dirinya sendiri!Hai, kurang ajar! berseru pemuda kekanak-kanakan itu, romannya dibikin gusar. Hai, setan cilik, mengapa kau mengatai aku tikus tua?Bukankah tidak keruan-keruan kau memuji dirimu sendiri? si bocah membaliki.Barusan kau sendiri yang membilang Kanglam indah! Kanglam indah! Tak sudahnya! Dengan memuji diri sendiri, apakah kau bukan si tikus tua yang jatuh ke dalam timbangan?Anak muda itu tertawa.Kalau begitu, kamu keliru mengerti! katanya. Aku hanya memuji bahwa tempatmu ini, wilayah Kanglam, indah sekali, aku bukan maksudkan diriku! Tapi, aku sendiri, aku si Kang Lam, juga bukannya buruk!Anak-anak itu lantas pada mengawasi.Pemuda ini, yang belum pernah menginjak wilayah Kanglam, bernama Kang Lam. Nama wilayah Kanglam dan namanya, Kang Lam, semua hurufnya sama dan sama juga suara bacanya, karena itu, terjadilah salah mengerti di antara bocah-bocah itu. Kang Lam memuji Kanglam, tetapi bocah itu mengira Kanglam ialah Kang Lam. Ialah Kang Lam si bocah yang kita kenal dalam cerita Peng Tjoan Thian Lie atau Bidadari dari Sungai Es. Karena ia adalah kacungnya Tan Thian Oe putera dari Tan Teng Kie.Tan Teng Kie berpangkat soanwiesoe, atau amban, pembesar untuk suku bangsa, di Sakya, Tibet. Sebenarnya pangkat itu pangkat dalam pembuangan, dan pangkat itu ia jabat selama lebih daripada sepuluh tahun. Kemudian, karena berjasa dalam hal menyambut guci emas dan ditolong oleh satu menteri, yang mengajukan permohonan keampunan baginya, oleh raja ia dipanggil pulang ke kota raja untuk memegang kembali kedudukannya sebagai giesoe atau censor. Dua tahun ia menjabat pula pangkatnya ini, lantas ia meletakinya dan pulang ke kampung halamannya. Ia menggunai alasan sudah berusia lanjut sedang sebenarnya, tidak bisa ia melihati suasana busuk di dalam pemerintahan. Kampung halamannya itu ialah dusun Boktok, letaknya kira-kira lima atau enam puluh lie dari kota Souwtjioe, Kangsouw, dan rumahnya menghadapi telaga Thay Ouw yang tersohor indah panoramanya.Sekarang ini kedudukannya Kang Lam beda daripada kedudukannya tadinya. Mulanya ia menjadi kacung tukang melayani majikan mudanya, Thian Oe. Nama Kang Lam itu diberikan majikannya, Teng Kie, untuk memperingati wilayah kampung halamannya, Kanglam. Ia telah berjasa dalam hal membawa surat majikannya ke kota raja, maka itu, Teng Kie telah mengambil ia sebagai gietjoe, yaitu anak pungut, hingga ia tak lagi menjadi kacung. Hanya, lantaran ia sederhana dan tidak bertingkah, sifatnya tidak berubah. Demikian ketika ia turut majikannya pulang ke Kanglam baru dua bulan ia tiba di Boktok ia gemar bergaul sama bocah-bocah sekampung, hingga mereka menjadi sahabat-sahabat erat.Sembari tertawa Kang Lam lantas membagi-bagi kembang gula kepada kawan-kawan bocah itu, yang menerimanya dengan gembira.***Soft Cover, Kertas HVS, Boks: 3 Jilid Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |