|
Sinopsis Buku: Dia tidak tahu bagaimana caranya bisa pulang ke rumah. Cuma keasingan yang menyerbu dirinya dan matanya kini membasah. Kalau saingannya perempuan, dia sudah menyusun strategi untuk mengalahkan saingannya. Jika perempuan itu lebih cantik daripada dirinya, dia akan mencari potensi yang ada dalam dirinya, dia tahu Doni melihat kecerdasan adalah bagian yang indah dalam dirinya. Namun, saingannya Ratna Indraswari Ibrahim tak pernah berhenti menulis, terbukti dengan lebih dari 400 karya cerpen, novelet, dan novel yang dihasilkannya, juga Anugerah Kesetiaan Berkarya dari harian Kompas. Arek Malang kelahiran 24 April 1949 ini melampaui wilayah penulisan pula; kehidupan berbagai komunitas ia jalani. Rumahnya di Malang hampir tak pernah sepi karena menjadi pusat aneka kegiatan: Yayasan Bakti Nurani, sebuah organisasi bagi penyandang cacat yang didirikannya pada 1977; Forum Pelangi sebagai ajang diskusi dan bedah buku mahasiswa; serta tempat berkumpul para aktivis lingkungan hidup, wartawan, dan seniman. Dia pun aktif di lembaga swadaya masyarakat Entropic Malang. Inilah yang membuat Ratna selalu berkata, Saya ini sugih tanpa banda (kaya tanpa harta) karena punya banyak teman.***Ratna sangat piawai mengolah berbagai tema melalui cerpen-cerpennya.Budi Darma Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |