|
Sinopsis Buku: Lord Otori Takeo beserta istrinya Kaede telah memerintah selama lebih dari enam belas tahun.
Tiga Negara menjadi negeri yang kaya, damai dan sejahtera. Burung suci, houou, bersarang di Terayama dan hewan dalam dongeng, kirin, muncul di tepi pantai. Agaknya Nirwana tengah tersenyum pada mereka. Namun keberhasilan mereka menarik perhatian Kaisar dan jenderalnya, Lord Saga Hideki, yang mengincar seluruh kekayaan Tiga Negara, terutama pewaris Takeo, putri sulungnya, Shigeko, yang kini sudah cukup usia untuk menikah. Di saat yang sama, tindak kekerasan dan pengkhianatan dari masa silam tak hilang terkubur begitu saja. Keluarga Tribe yang membelot, Kikuta, berusaha membalas dendam. Mereka ingin bersekutu dengan adik ipar Takeo, Arai Zenko, yang tak pernah bisa melupakan maupun memaafkan kematian ayah kandungnya dengan cara yang memalukan. Tidak seorang pun bisa lepas dari incaran Tribe untuk selamanya. Takeo mengkhawatirkan banyak hal lain, lebih dari segalanya, kedua putri kembarnya, Maya dan Miki, dengan kemampuan aneh yang mereka miliki, membawa mereka masuk ke dunia penuh bayangan dan hantu. Dan rahasia-rahasia lain yang tak bisa terus disembunyikan rapat-rapat. Segala yang telah diraihnya bersama Kaede berada di ujung tanduk. Harsh Cry of the Heron (Jeritan Pilu Sang Bangau) adalah lanjutan yang menakjubkan dari ‘Kisah Klan Otori’, epik yang tak terlupakan dengan bentangan sisi emosional yang luas, karya klasik yang melewati batas genre, jender serta generasi. Pujian Guardian Kisah yang mendebarkan tentang cinta, kesetiaan serta pengkhianatan, bergerak dengan cepat, berlatar sebuah negeri nun jauh di masa lampau. Daily Mail Alur cerita yang mencekam dan penulisan yang indah, penuh dengan rincian otentik serta suasana perasaan yang imajinatif. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |