|
Sinopsis Buku: THE INTERNATIONAL BESTSELLER
TELAH DITERJEMAHKAN KE DALAM 29 BAHASA DI 30 NEGARA Yerusalem, 70 M. Tatkala pasukan Roma menyerbu Kuil Suci, seorang pendeta mengungkapkan sebuah rahasia kepada seorang bocah lelaki, bahwa dia mesti berhati-hati dengan hidupnya... Jerman selatan, Desember 1944. Enam tawanan berbadan kerempeng menyeret sebuah peti misterius ke dalam bekas area pertambangan. Mereka juga mempertaruhkan hidupnya demi menjaga suatu rahasia: pembunuhan oleh tentara Nazi... Mesir, Lembah Para Raja, era kini. Seorang arkeolog Belanda ditemukan tewas di Malqata, sebuah situs arkeologis di tepi barat Sungai Nil. Inspektur Yusuf Khalifa dari kepolisian Luxor segera teringat dan kemudian menghubungkannya dengan kasus pembunuhan sadis terhadap seorang perempuan Israel, Hannah Schlegel, di Karnak tiga belas tahun silam. Kendati ditentang atasannya, Inspektur Khalifa akhirnya membuka kembali kasus ini. Dan untuk menyelidikinya, dia bekerja sama dengan polisi Yerusalem, Arieh Ben Roi. Berdasarkan informasi rahasia dari seorang jurnalis Palestina, mereka segera sadar bahwa identitas pembunuh Schlegel terkait misteri di seputar harta karun kuno yang diselundupkan ke kastil Castelombres di Prancis, serta terkait situs pengikut Nazi di masa lampau. Dari kota Yerusalem kuno, Perang Salib, dan manuskrip abad pertengahan berhuruf sandi hingga Holocaust, harta karun Nazi, dan berbagai peristiwa pembunuhan di masa kini, The Last Secret of the Temple adalah kisah petualangan mendebarkan yang berusaha menyibak riwayat perebutan tanah suci tiga agama. KUTIPAN PUJIAN: �Bacaan cerdas menandingi The Da Vinci Code. ... penuh teka-teki arkeologis.� �Independent Resensi Buku:
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() oleh: Anik Kurang setuju dengan testimoni dari Independent, masih jauh dari The Da Vinci Code (TDVC). Separuh pertama buku ini, serasa alurnya lambat dan bertele-tele, kurang greget, bisa membuat boring, berbeda dengan TDVC yang selalu bikin penasaran dari awal hingga akhir. Dan bagi yang tidak percaya tentang holocaust, be aware..!! Di dalam buku ini terselip propaganda mengenai holocaust; meski dalam penokohan cerita, penulis berusaha imbang untuk tidak (terlihat) memihak kepada salah satu pihak yang bertikai. Namun acungan jempol untuk riset dan pengetahuan arkeologi penulis. ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() oleh: Awang Harsa Kridalaksana Membaca buku ini, seperti juga buku karangan Paul Sussman sebelumnya, saya seperti nonton sebuah film. Serasa saya berada di bioskop bahkan merasa ada ditempat-tempat yang ada di buku tsb. Alur cerita yang mengalir akhirnya saling berhubungan antra 1 dengan yang lainnya,yang disajikan sangat rapi dan detail, membuat betah dan rugi kalau tidak selesai membacanya. Buku ini tidak terlepas dari penterjemah buku. Dan saya salut bagi yang menterjemahkan buku ini. Pemilihan kata-katanya bagus. Seandainya buku ini nantinya difilmkan, maybe saya akan antri pertama diloket :) ![]() Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |