|
Sinopsis Buku: Pada hakikatnya kita semua adalah pelaku usaha, entah sebagai karyawan, manajer, pedagang, dan sebagainya. Dan dalam hati nurani kita, pasti kita menginginkan kebaikan dalam melakukan setiap usaha. Akan tetapi, di lapangan kita temukan sesuatu yang berbeda.
Sebagian besar orang, karena ingin mendapatkan keuntungan yang bersifat duniawi, rela melakukan apa saja dan menghalalkan segala cara agar usahanya lancar, meskipun itu bertentangan dengan moralitas agama. Sehingga timbul pemahaman bahwa penghalalan segala cara dan pelanggaran atas moralitas agama adalah "budaya" yang sudah dianggap biasa dan dimaklumi. Akhirnya timbul jargon "bisnis adalah bisnis, agama adalah agama"; terjadi pemisahan.Islam mengajarkan kepada kita untuk melakukan usaha bisnis dengan akhlaqul karimah sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau mencontohkan untuk bersikap shiddiq 'jujur', fathanah 'cerdas', tabligh 'kooperatif', dan amanah, dalam segala hal, termasuk dalam berbisnis. Ketika hal ini diterapkan, keuntungan yang diraih tidak saja keuntungan duniawi, tetapi juga keuntungan akhirat.Seorang pelaku usaha adalah orang yang selalu berpikir ke depan, tidak hanya memikirkan hari ini dan saat ini. Ia tidak mau mengambil keuntungan yang "kecil" di dunia, dengan mengorbankan keuntungan yang "besar" di akhirat. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |