|
Sinopsis Buku: Jika berkunjung ke Solo (Jawa Tengah) jalan-jalanlah ke pasar Klewer. Atau saat Anda sedang berada di Jakarta, amatilah hiruk-pikuk para pedangang di pasar elektronik Glodok. Pemilik toko menerima seberkas kertas bertanda-tangan. Berkas surat itu adalah surat hutang sangat berharga yang dibuat berdasarkan saling percaya tanpa angunan. Penyerahannya tanpa seremoni seperti dilakukan oleh pengusaha-pengusaha beasr seusai menyepakati suatu kerjasama dengan penandatanganan dokumen memorandum of understanding (MOU). Sedangkan di Glodok atau di pasar Klewer, orang yang saling mengangguk.
Demikian simpel? Jangan kira pedagang-pedagang tadi tidak mempunyai laporan keuangan yang rapi. Mereka mempunyai buku laporan keuangan yang lengkap dan disusun/dibuat oleh karyawan secara cermat dan teliti. Inilah akuntansi alal warung milik tetangga sebelah rumah atau sebelah toko yang bisa kita lakukan dengen ngobrol sambil minu teh pada sore hari toh bisa menghidupi puluhan juta manusia Indonesia yang bernaung di bawah nama UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Buku ini menceritakan cara membuat laporan keuangan standar yang berkiblat pada warung milik di seberang rumah atau toko. Mengapa laporan standar dibuat seperti itu? Apa kepentingannya mengikuti standar? Membuat laporan harus mudah dibaca dan dicross check lengkap dengan contoh-contho spesifik format laporan keuangan dari manufacturing, jasa kursu, toko dan kontraktor disertai ilustrasi yang membuat kita tersenyum. Sajian dalam buku ini bukan merupakan acuan yang harus diikuti, akan tetapi dapat dijadikan bahan referensi baru yang bisa digunakan ketika Anda sedang pusing memikirkan cara membuat bentuk laporan keuangan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |