|
Sinopsis Buku: Buku ini setidaknya memiliki tiga relevansi. Pertama, ia mengajak pembaca untuk melihat Supersemar tidak hanya sebagai selembar surat perintah dengan segala kontroversi dan teori konspirasi di baliknya, melainkan mencermatinya dalam konteks yang lebih luas. Konteks itu meliputi prakondisi yang melahirkan maupun dampak yang ditimbulkan Supersemar.
Kedua, buku ini pada gilirannya bukanlah sekadar buku tentang Supersemar. Buku ini lebih merupakan ajakan untuk berpikir, bagaimana dengan melalui sebuah pintu masuk tertentu (dalam hal ini Supersemar), kita dapat semakin mampu "berdialog" dengan masa lalu. Ketiga, buku ini dapat dijadikan salah satu contoh upaya alternatif terhadap dogmatisasi sejarah yang biasanya datang dari kalangan penguasa. Para peminat dan pengajar sejarah, serta siapapun yang tertarik untuk menelusuri kembali jejak masa silam bangsa Indonesia, akan menarik manfaat dari buku ini. Pemaparannya yang tak menggurui telah mampu menyuguhkan buku ini sebagai buku dengan perspektif yang terbuka, yang tentunya amat berguna entah sebagai bahan bacaan pribadi atau sebagai bahan kajian akademis. Sungguh, buku ini adalah buku sejarah yang mencoba menawarkan sejarah sebagai sebuah proses dialog kritis. Bambang K Prihandono, Pengajar pada Program Studi Sosiologi, Universitas Atma Jaya. KOMPAS, Senin 7 Mei 2007, hal. 39. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |