|
Sinopsis Buku: Cintamu adalah nasibku. Sejak kita bertemu dan hidup bersama, apa yang ditetapkan cinta adalah nasibku.Cinta terkadang hanya manis di angan-angan, namun pahit dalam kenyataan. Setidaknya, begitulah yang dirasakan oleh Mirfat. Sebelum menikah, Mifat begitu gigih membela cintanya dan Hasan, kekasihnya. Ia amat mengagumi Hasansegalanya tentang Hasan. Hasan adalah segala impiannya, gairah hidupnya, udara dalam tiap tarikan napasnya. Namun pernikahan membuyarkan segala impian Mirfat. Pernikahan menampakkan wajah asli cintanya dan Hasan. Mirfat mencintai Hasan.
Namun Hasan hanya membuatnya hidup dalam cinta kala mereka berada di ranjang, ketika ia berada dalam pelukan Hasan. Selebihnya, Mirfat merasa ditinggalkan di suatu dunia dan Hasan sendiri menjauh untuk hidup di dunia lain. Mirfat banyak menanggung beban, menanggung dan menanggung.Namun, ada hal-hal yang tak dapat ditanggungnya. Hal-hal yang tak sanggup ia penuhi, kendati harus mengorbankan cinta dan segala impiannya. Ihsan Abdul Quddous lahir di Kairo pada 1 Januari 1919.Namanya patut disejajarkan dengan para novelis besar seangkatannya seperti Taufik el Hakim, Naguib Mahfouz, ataupun Youssef Idris. Tidak kurang dari 49 novelnya telah diangkat ke layar lebar.karya-karyanya pun telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, antara lain bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Ukraina, Cina, dan Indonesia. Ia meningggal dunia pada 11 Januari 1990. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |