|
Sinopsis Buku: Gadis malang. Pada usia 10 tahun ia menjadi korban pelecehan seksual lelaki tetangganya. Saat SMA ia mulai mengenal pergaulan bebas. Banyak pemuda silih berganti coba mendapatkannya. Lalu, ia pun mulai mengenal cinta. Ia adalah seorang gadis cantik. Ia pikir cinta adalah jalannya menuju kebebasan. Bebas memilih atau tidak memilih pria mana saja yang ia mau. Bebas menuntut apa pun yang ia inginkan. Bebas melakukan apa saja yang ia impikan.Namun, akhirnya ia menyadari bahwa cinta adalah belenggu. Ketika seorang wanita mencintai seorang pria, maka ia akan menjadi budak sang pria. Makhluk yang sama yang pernah melecehkannya saat ia berusia 10 tahun.Cinta adalah satu-satunya alasan mulia bagi perbudakan. Mungkinkah wanita bahagia tanpa cinta seorang pria? Tanpa menjadi budak seorang lelaki? Ataukah semua itu sebatas mimpi?
***** Novel cantik dari seorang penulis besar, Ihsan Abdel Quddous. Terasa begitu menggetarkan hati dan tak mudah untuk dilupakan. Butterfly Dreams adalah kisah tentang seorang gadis cantik yang berjuang untuk bebas dari segala hal yang membelenggu dirinya. Terutama cinta dan pria. Benarkah bahwa wanita telah digariskan untuk menjadi budak pria dan cintanya? Ihsan Abdel Quddous lahir di Kairo pada 1 Januari 1919. Namanya patut disejajarkan dengan para novelis besar seangkatannya seperti Taufiq el Hakim, Naguib Mahfouz, ataupun Youssef Idris. Tidak kurang dari 49 novelnya telah diangkat ke layar lebar. Karya-karyanya pun telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, antara lain bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Ukraina, Cina, dan Indonesia. Ia meninggal dunia pada 11 Januari 1990. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |