|
Sinopsis Buku: Xiao-Di, seorang generasi muda Cina yang menikmati kemajuan ekonomi yang dibawa Deng Xiaoping sejak dekade 70-an akhir, mendapat previlese untuk kuliah di Barat (Amerika). Dia diharapkan bisa memberikan yang terbaik bagi negerinya. Namun, ketika pulang, dia justru menjadi �anak yang sulit.� Dengan ide-ide baru dan impian Amerikanya�serta gadis pirang yang cantik�Xiao-Di justru mendatangkan kemalangan bagi keluarga dan, tentu, pengkhianatan bagi tunangannya.
Di sisi lain, dia melihat sistem sosial dan rezim bobrok di negerinyalah yang menyusahkan rakyat. Momentum sejarah menyeretnya ke Tiananmen untuk melawan penguasa yang lapuk dan antidemokrasi. Gelombang revolusioner Tiananmen, di luar akal sehat, telah menjadikannya sebagai pahlawan-pemberontak yang diburu Deng Xiao-Ping sendiri, sekaligus menyeretnya untuk berhadapan dengan Xiao-Lu, abangnya yang tentara. Dengan mengambil tragedi Tiananmen, Beijing , 1989, sebagai bingkainya, novel ini secara jeli menangkap masalah-masalah personal yang dialami oleh para pelaku yang terlibat di dalam peristiwa besar dan bersejarah tersebut. Ketajaman Terrence Cheng dalam menangkap konflik batin individual dan konflik sosial, terutama di kalangan generasi muda intelektual, kaum militer, dan birokrat dalam sebuah peristiwa bersejarah, mampu menampilkan gambaran yang mengesankan. Lebih-lebih, kilas baliknya yang menawan telah menghampiri pal-pal sejarah perkembangan Republik Rakyat Cina, dan mampu mengangkat sisi-sisi manusiawi para pelakunya. Kecenderungannya untuk menggunakan perspektif korban pun tidak menjatuhkan novel ini sebagai melodrama heroik yang naif. Pemahaman historis Cheng yang meyakinkan pada akhirnya berhasil membuat novel ini bertahan dengan perspektif yang kaya dan matang. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |