|
Sinopsis Buku: Bila terjadi pertumpahan darah atau kerusuhan besar, dan pengungsi berhamburan menghindari neraka tersebut, maka orang pertama yang tiba ditempat kejadian kalau bulan tentara, pastilah wartawan perang. Para wartawan berbagai media berpacu mendatangi sumber kerusuhan itu, berharap menjadi orang pertama yang akan menggelar siaran langsung dari wilayah petaka. Dan ini dianggap suatu prestasi tersendiri. Mengapa mereka harus demikian? Apa manfaat petualangan tersebut? Untuk kemasyuran, uang, ataukah mengejar rating media yang mereka usung?
Di sini Fergal Keane berusaha mencari jawaban. Sebab, untuk mendapatkan kebenaran bukan sekedar menciptakan kehebohan. Fergal sempat kehilangan rasa percaya diri terhadap profesi yang digelutinya disaat menemukan "situasi batas akhir" eksistensinya sebagai manusia kala ia menghadapi kenyataan: koleganya tewas kecelakaan pada saat meliput, belum lagi melihat mayat-mayat yang bertumpukan akibat genosida, dan kejadian-kejadian mengerikan lainnya. Ditambah ancaman peluru nyasar serta kamera yang dirampas. Untuk itukah seorang wartawan harus mengorbankan nyawa? Tentu tidak! Semua itu tidak layak! Hal ini sungguh mengganggu batinnya. Letter to Daniel merupakan sebuah jurnalisme yang berasal "dari lubuk hati", cerminan kerinduan seorang ayah yang bertugas jauh di belahan wilayah lain, diperuntukan bagi anaknya yang baru lahir. Kumpulan naskah ini ketika disiarkan melalui Radio 4BBC--mendapat tanggapan luar biasa dari pendengarnya. Sebagai buku bacaan, Letter to Daniel seperti memberi pesona: perpaduan gaya Samuel Beckett (1906-1989) dan John M.Synge (1871-1909).Gaya bahasanya yang hidup, indah, berirama, dan puitis memberi sentuhan serta kenikmatan tersendiri bagi pembacanya. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |