|
Sinopsis Buku: Novel ini berlatar belakang tiga periode sejarah dari masa pendudukan Belanda, kedatangan Jepang di Indonesia, dan sesudah kemerdekaan. Dikisahkan tentang desa Karang-bolong pada saat panen burung wallet yang erat kaitannya dengan Nyi Roro Kidul sebagai penguasa Laut Selatan. Sudah menjadi mafhum bagi penduduk desa itu untuk menjaga kelestarian hubungan di antara mereka. Alkisah setelah pendudukan Belanda berakhir dan digantikan oleh Jepang, muncul seorang Danudikromo yang hendak meraih keuntungan untuk dirinya sendiri dengan menjebloskan anak muda bernama Kario dan juga seorang Mantri Polisi Notoprawiro ke penjara sehingga menjadikan mereka pekerja paksa romusha. Rupa-rupanya Danudikromo salah perhitungan. Tanpa disadarinya, seorang intel Jepang bernama Mayor Oka diam-diam telah membantu pelarian kedua pekerja paksa romusha ini dengan memindahkan mereka ke tempat yang terpencil, jauh dari barak para romusha lainnya, agar bias melarikan diri kalau memang mereka mempunyai keberanian untuk itu. Mayor Jepang ini menaruh simpati kepada penduduk pribumi karena sebelumnya dia telah mempelajari sejarah kebudayaan rakyat Indonesia, terutama orang Jawa. Dia yakin jika Jepang kalah perang kelak mereka tetap akan berhubungan bukan sebagai penjajah tetapi sebagai bangsa yang merdeka melalui kerjasama ekonomi dan politik yang saling menguntungkan. Dikisahkan pula seorang gadis ayu bernama Galuh, kekasih dari anak muda bernama Kario, yang senantiasa menanti penuh harap selama kekasihnya dijadikan pekerja paksa romusha. Sungguh mengharukan kisah pertemuan kembali dua insane manusia ini. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |