|
Sinopsis Buku: Erfin Jonathan Febriandi adalah atlet bulu tangkis Indonesia yang sangat terkenal. Kemahirannya bermain bulu tangkis membuat ia berhasil menjuarai beberapa turnamen, baik di dalam maupun luar negeri. Namun, siapa sangka, atlet muda dan keren yang didambakan oleh banyak perempuan ini ternyata mempunyai riwayat percintaan yang berliku. Saat duduk di bangku SMP, Erfin termasuk dalam golongan laki-laki cupu dengan kondisi otak pas-pasan. Wajahnya culun, jarang bergaul, dan kemampuan akademisnya jauh dari kata memuaskan. Namun, ada seorang gadis yang justru terpikat dengan keluguannya. Namanya, Naila. Gadis manis dengan prestasi membanggakan ini akhirnya berpacaran dengan Erfin. Sayangnya, kebersamaan mereka hanya bertahan dua tahun. Orang tua Erfin tak mengizinkan keduanya menjalin hubungan karena perbedaan suku. Erfin pun berusaha menata hati dan melupakan Naila. Saat SMA, Erfin pindah ke Kalimantan karena kedua orang tuanya dipindahtugaskan di daerah tersebut. Saat itulah Erfin menyibukkan diri dengan kegiatan sekolah agar sepenuhnya bisa melupakan Naila. Ia aktif di OSIS, Paskibra, dan Mading. Perubahan sifat Erfin ini kemudian membuat banyak gadis di sekolah terpikat padanya. Vina renatasca adalah gadis yang bisa mengalihkan Erfin dari cinta pertamanya. Vina adalah mantan dari sahabatnya, Armen. Keduanya memilih putus karena Armen mencintai perempuan lain. Saat itulah Erfin hadir mengisi ruang kosong dalam hati Vina. Namun, hubungan Vina dan Erfin tak bertahan lama. Karena ternyata masih ada Armen dalam hati Vina. Erfin pun berusaha bangkit dari rasa sakitnya. Ia menekuni dunia barunya, bulu tangkis. Usahanya membuahkan hasil, Erfin menjadi atlet bulu tangkis berbakat. Dan di balik kesuksesannya ternyata ada seorang gadis yang selalu mendukungnya. Elmira Cidaselia, adalah gadis yang selalu memberinya semangat. Awalnya ia adalah fans Erfin. Namun, berbeda dengan fans pada umumnya, Cida memiliki keistimewaan. Keistimewaan itulah yang akhirnya membawa cinta mereka berlabuh pada sebuah ikrar di bawah Menara Eiffel, Paris. Tentang Penulis: M. Rakhmad Syahfizandengan panggilan akrab Pijan adalah seorang alumni mahasiswa Politeknik Caltex Riau, jurusan Teknik Komputer Angkatan 2010. Dengan akun twitternya @BangPijan, mungkin tak banyak orang yang mengenal sosoknya. Bukan karena dia tak pandai bergaul, tapi ini dikarenakan ia sibuk dengan hobinya, yaitu menulis dan blogging, serta hobi-hobi aneh yang tidak dimengerti oleh teman-temannya. Hal itu tak menyebabkan cowok yang biasa dipanggil oleh teman-teman dekatnya dengan sebutan “Pijan” (plesetan dari Fizan) ini tak memiliki banyak teman. Fizan bukan sorang yang aktif dalam organisasi yang ada di kampus. Karena, jarak dari rumah ke kampus lumayan jauh dari rumahnya membuat dia enggan menyibukkan diri dengan acara kampus hanya di komunitas Blogger Bertuah dia aktif, suatu komunitas blogger yang ada di Kota Pekanbaru. Fizan lahir di Bengkalis kota kecil yang ada di Provinsi Riau, 18 Maret, sekitar 22 tahun silam, memiliki darah Melayu dari ayah dan ibunya. Kulit cenderung sawo matang seperti ibunya dan memiliki badan yang tinggi tegap seperti ayahnya. Fizan anak pertama dari tiga bersaudara, sangat menyukai buku. Banyak sekali buku dan novel yang dimiliki di rumahnya. Pencinta warna hijau ini pun sangat menyukai nasi goreng, terutama buatan ibunya. Semasa SMA Fizan pernah menjadi anggota marching band, yaitu Andam Dewi Merching Band Bengkalis. Ia memainkan alat tiup, yaitu Bariton dan Contra Bass. Tak cukup lama ia bergabung di ADMB (Andam Dewi Marching Band), hanya setahun. Dengan hobi musiknya, ia memulai belajar tangga nada dan not-not nada. Selain menjadi anggota marching band, ketika beranjak kelas 2, Fizan mengikuti Paskibraka. Itu menjadi sebuah kebanggaan, walau hanya masuk tingkat Kabupaten Bengkalis. Fizan juga hobi menyanyi, meskipun suaranya tergolong jelek, hanya bisa membuat orang yang di sekitarnya tutup telinga. Fizan suka membaca novel dan dia bercita-cita suatu saat dapat membuat novel. Laki-laki yang berzodiak Pisces ini menyukai hal-hal berbau romantis (bukan berarti galau) dan sangat menyukai karya Khalil Gibran serta Chairul Anwar. Terkadang, dia menulis puisi-puisi cinta. Tapi, itu pun bila saat suasana hatinya ingin menulis dan suka sekali menulis cerpen, plus curhat di blog pribadinya. Baginya, menulis dapat membuat hatinya tenang dan gembira Dari kecil, Fizan bercita-cita ingin menjadi Bupati di kota kelahirannya. Hanya kini, dia belum dapat meraih mimpinya tersebut. Banyak sekali cita cita dari laki laki yang satu ini. Fizan juga ingin menjadi enterpreneur. Sebagai anak pertama dia sangat sadar bahwa dia akan menjadi panutan adiknya, yaitu Ziana dan Febri. Ia pun berusaha keras untuk dapat membahagiakan keluarganya kelak dengan prestasi yang dia miliki. Fizan punya semangat tinggi dalam meraih apa yang dia inginkan. Namun terkadang, laki-laki berkacamata ini suka menunda pekerjaan yang harus dikerjakan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |