|
Sinopsis Buku:
(Petty S. Fatimah, Editor in chief/chief community officer Femina) “Mental kaya” dan “mental miskin” yang dijabarkan dalam buku ini membuka cakrawala kita bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan mental... Pilihannya akan Anda dapatkan setelah membaca buku ini! (Erwin Parengkuan, Public Speaker & Entrepreneur) Gaya hidup di era globalisasi yang serba instan, konsumtif, boros, lebih mementingkan prestise bukan prestasi, serta lebih mementingkan “citra” daripada “isi” seringkali membuat manusia terjebak dan tak mampu keluar dari sifat-sifat negatif yang tak mendukung proses menjadi kaya. Latar belakang lingkungan kita dibesarkan seringkali juga membentuk kepribadian yang penuh dengan sifat-sifat “mental miskin” dan kurang mendukung dalam pembentukan “mental kaya”. Seperti disarankan dalam buku ini, kita harus bisa keluar dari lingkaran jebakan ini untuk mampu berproses menjadi kaya. Dengan memiliki kekayaan akan memudahkan kita memenuhi kebutuhan dan tujuan mulia serta membuat kita tidak saja berinvestasi untuk urusan dunia tapi juga berinvestasi untuk keperluan akhirat. Cara pandang seperti ini seharusnya lebih memberikan motivasi bagi kita untuk menjadi kaya. “Berusahalah untuk duniamu seperti kamu akan hidup selamalamanya dan carilah akhiratmu seperti engkau akan mati besok.” (Radikal Utama, Senior Vice President, Support & Services PT Supreme Energy) Membuka mata bahwa selama ini kita lebih banyak berusaha “menjadi apa yang diinginkan pihak lain” daripada memenuhi kebutuhan diri sendiri. Buku ini juga menyajikan cara untuk menjadi kaya dengan pendekatan yang berbeda. (Dandung Handogo, Praktisi Perbankan, BPR Banda Raya) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |