|
Sinopsis Buku:
Kebanyakan muslim memiliki hubungan yang akrab dan emosional dengan Alquran. Mereka mulai belajar Alquran sejak di pangkuan sang ibu. Mengaji dengan penuh kedisiplinan. Namun, hubungan itu kerap menjadi rumit kala seseorang hendak beranjak memahami makna, lebih dari sekadar membaca kata-kata Alquran; saat hendak mengkaji arti, lebih dari sekadar mengaji kalimat-kalimat Kitab Suci. Apakah mesti mengerti tata bahasa Arab untuk mengkaji Alquran? Apakah harus memahami ilmu tafsir untuk memahami makna ayat-ayat Alquran? Ziauddin Sardar menyatakan, keterbatasan kita akan tata bahas Arab atau perangkat keilmuan lainnya tak menghapus hak kita membedah kandungan Alquran. Setiap muslim harus berupaya mengkaji makna Alquran—tak cukup hanya mengaji kalimat-kalimatnya. Atas semangat itulah Sardar menulis buku ini: sebuah usaha memahami arti Alquran pada abad ke-21 ini. Buku ini menegaskan keniscayaan mengkaji Alquran sesuai konteks dan menyoroti relevansi ajaran-ajarannya terhadap persoalan-persoalan kekinian. Sardar berusaha merevitalisasi peran Islam dalam berkontribusi terhadap masalah-masalah kontemporer: kekuasaan dan politik, sains dan teknologi, alam, hukum syariah, relasi suami-istri, poligami, seks, kekerasan dalam rumah tangga, jilbab, bunuh diri, kebebasan berekspresi, evolusi, dan lain-lain. Sardar meneropong masalah-masalah itu lewat Kitab Suci agama Islam sendiri, Alquran. Ia berhasil menghubungkan masa lalu dan masa kini yang kompleks dalam jalinan yang cemerlang. Berbekal buku ini, pembaca—muslim dan nonmuslim—seyogianya mampu menggali inspirasi tak kunjung henti dari Alquran untuk membentuk wawasan modern dan menghadapi isu-isu penting di tataran lokal maupun global. Buku jernih, ilmiah, dan menarik ini benar-benar hadir tepat waktu. Buku ini membawa pembaca ke perjalanan spiritual dan intelektual yang penting bagi umat muslim dan nonmuslim serta membahas sejumlah kebutuhan paling mendesak pada zaman kita. —Karen Armstrong Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |