|
Sinopsis Buku: Puasa itu pada dasarnya bermakna "menahan diri". Setiap insan membutuhkan remote control sehingga bisa menahan dirinya dari rambu-rambu larangan Allah dan menjalankan hidup secara proporsional dalam naungan-Nya. Dengan itu, setiap muslim tidak lagi berpeluang menjadikan momentum puasa sebagai "panggung sandiwara". Bukankah embrio keculasan, kesombongan, upatan, cacian, adu domba, iri dan dengki berasal dari ketimpang-tindihan dalam mengelola dua dimensi tersebut? Akibatnya, manusia banyak yang menjadi kalap dan berbuat nista kepada Tuhannya. Jauh dari keharmonisan hidup, bahkan tidak sedikit dari mereka hanya bersandiwara untuk meraup pujian orang-orang di sekitarnya. Dalam pandangan kasat mata mereka mungkin saja terlihat berbuat normal, namun siapa yang sangka kalau mereka tengah bersandiwara. Ber-akting dan berpura-pura di depan manusia, seolah-olah mereka beribadah untuk kawanan manusia. Puasa adalah ibadah yang cukup misterius danrahasia. Hanya manusia dan Sang Kuasa yang tahu hakikat seseorang berpuasa. Berangkat dari tertutupnya ibadah puasa itulah "menggoda" sebagian orang untuk menjadikannya panggung sandiwara. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |