|
Sinopsis Buku: Bagi Hanna, embun itu seperti cinta. Tidak perlu warna yang berkilau untuk mendefinisikan wujudnya. Tapi, membutuhkan pengorbanan untuk menjumpainya. Menunggu. Iya, bukankah cinta seperti itu? Harus selalu ada yang dikorbankan untuknya. Untuk menikmati sejuknya embun, pengorbanannya adalah waktu. Seberapa kuasa hati melumpuhkan sang waktu. Menanti pagi atau menunggu hujan turun kemudian reda, hanya untuk melihat dan merasakannya.Tidak hanya itu. Embun juga mengajarkan untuk ikhlas kehilangan. Karena waktu jugalah yang akan membunuhnya. Mati. Hilang. Akan selalu ada cerita di setiap pertemuan. Karena setiap orang membawa kisah yang berbeda. Setiap yang ditemui akan memberi satu kenangan yang berarti. Cerita dan kenangan yang akan membentuk puzzle baru. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |