|
Sinopsis Buku: Kematian, seperti bertambahnya umur, bukan untuk orang-orang pengecut! Buku ini dipersembahkan kepada Anda semua yang berani menghadapi kematian. "Berapa waktu lagi sisa hidupku?" Itulah pertanyaan pertama yang kita ajukan ketika menerima vonis medis yang menakutkan. Angka-angka pada laporan laboratorium, bayangan-bayangan samar pada foto rontgen hasil penyelidikan pelbagai mesin yang memantau badan kita... semua menandakan: hidup kita akan tamat. Semua dokter mengakui bahwa kesimpulan itu tidak pasti. Mereka menjawab dengan "mungkin", "bisa jadi", "menurut pengalaman". Dokter yang merawat Anda tidak akan mampu memberikan kepastian. Dokter mungkin akan menceritakan kisah tentang pasien-pasien yang ada di ambang pintu maut, tetapi tiba-tiba sembuh dan masih hidup sepuluh tahun kemudian. Tetapi, Anda tidak akan pernah tahu berapa sisa umur Anda. Tidak ada yang pasti selain kematian itu sendiri. Ya, kematian jelas tak terelakkan. Masing-masing dari kita pasti akan menghadapinya, hanya kita tidak tahu seberapa dekat kita dengan kematian itu. Tetapi, di balik "ancaman" yang tak terelakkan itu tersimpan kebijaksanaan mendalam tentang bagaimana memaknai hidup. The Art of Dying bukanlah tentang kematian, tetapi tentang the art of living; tentang cinta yang membuat hidup manusia tetap bermakna meskipun hidup itu telah berlalu. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |