|
Sinopsis Buku: Kepedihan macam apa yang dirasakan seorang perempuan saat tahu ia harus kehilangan kedua payudaranya? Betty Julinar Sitorus merasa bak disambar petir ketika divonis dokter mengidap kanker pada tahun 2003. Tak kuasa membayangkan kesedihan yang bakal mengharu-biru seluruh keluarga, ia sempat lama merahasiakan kondisi kesehatannya pada suami dan anak-anak tercinta. Berbagai ikhtiar penyembuhan tetap dilakukan. Termasuk berobat ke Singapura, kota dimana ia harus merelakan payudaranya diangkat lewat sebuah operasi. Setelah tak sepenuhnya berhasil menaklukkan penyakit yang diidap, Betty memilih hidup "berteman" dengan kanker. Dengan disiplin tinggi dan semangat baja ia berhasil menjadi salah seorang survivor kanker yang tak banyak jumlahnya. Pertemuannya dengan seorang dokter perempuan yang juga pengidap kanker payudara memperkenalkan Betty pada kunir putih, jenis herbal yang terbukti mampu ikut mengendalikan pertumbuhan liar dari benih-benih kanker yang masih tersisa dalam tubuhnya. Betty menulis buku ini bukun untuk menggurui. Ia hanya ingin berbagi pengalaman berjuang melawan serangan kanker yang ganas. Sebagai perempuan, istri, dan ibu dari tiga anak, ia juga ingin membagi kiat-kiatnya meraih kebahagiaan di tengah gelombang suka-duka kehidupan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |