|
Sinopsis Buku: Indonesia telah masuk ke dalam era krisis minyak bumi. Harga minyak melambung, kapasitas produksi menyusut, sementara inefisiensi kelembagaan maupun regulasi merebak. Masa keemasan bisnis minyak di Indonesia telah usai dan sekarang minyak bumi malah menjadi beban. Di saat negara-negara produsen minyak mempersiapkan diri memulai era keemasan minyak tahap kedua, Indonesia menuju era krisis energi. Dalam kondisi seperti ini, apa yang bakal kita hadapi tahun 2020 dan bagaimana kita menghadapinya? "Rangkaian kejadian seputar masalah migas di tanah air, tentu tidak terjadi dengan kebetulan. Ada kekuatan virtual yang tidak menghendaki bisnis bernilai milyaran dollar ini berubah. Buku ini melengkapi dan memperkaya wawasan kita tentang bagaimana kita memperlakukan sumber daya minyak kita." - Rhenald Kasali; Founder Rumah Perubahan "Saat ini Indonesia telah menjadi negara net oil importer. Produksi minyak kita berkisar 900.000 barel per hari, sementara kebutuhan BBM dalam negeri diperkirakan mencapai 1,4 juta barel per hari dan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan subsektor migas hilir. Peran migas yang vital dan strategis mulai bergeser dan dikhawatirkan malah membebani keuangan negara. Demi mengembalikan peran penting dan strategis migas saat ini dan di masa depan, pengelolaan migas harus dilakukan secara bijaksana dan seoptimal mungkin." - Saryono Hadiwidjoyo; Komite BPH Migas "Tidak dapat dimungkiri, kebutuhan akan migas perlu dipenuhi jika kita menginginkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Kebijakan mengenai migas tidak bisa ditentukan hanya dengan mempertimbangkan segi tekno-ekonomis, tetapi juga sosio-politis. Buku ini dapat menjadi referensi bagi para pengambil kebijakan dan stakeholder industri migas, serta masyarakat luas yang ingin mendapat gambaran mengenai industri migas secara kontekstual." - Widhyawan Prawiraatmadja; Deputi SKK Migas "Karakteristik industri migas: risiko tinggi dan investasi milyaran dollar. Sayangnya masih banyak tantangan yang melingkupinya. Buku ini sangat layak dan perlu dibaca oleh mereka yang tertarik dan sedang mendalami industri migas nasional." - Mardijono Nugroho; Patra Jasa "Ketahanan energi merupakan pilar penting ketahanan ekonomi sebagai salah satu unsur utama dalam ketahanan nasional. Namun pengelolaan energi di Indonesia saat ini tidak mendukung situasi yang diharapkan, seperti APBN masih bergantung pada penerimaan migas, subsidi BBM, dan infrastruktur kurang memadai. Buku ini menggambarkan secara historis dan memotret secara realistis kondisi perminyakan dan energi di Indonesia." - Tatang Arudji; Pertamina Tokyo Office 2006-2009/Board Auditor PPT & CO Japan Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |