|
Sinopsis Buku:
Aku duduk dengan gemuruh zikir dan doa Aku melihat apa yang tidak kalian lihat Aku mendengar apa yang tidak kalian dengar Aku merasakan apa yang tidak kalian rasa Gunung-gunung berkata, aku jenuh menunggu titah pencipta, laut bergelora, menghentak asmara pada rasa di angkasa, daratan mengintai pejalan tak tentu arah di mana ia berada, cakrawala tersenyum pahit menguliti lapisan rasa masa semesta. Kini aku beranjak tuk membuka jendela hati, kendati di luar riuh tawa gemuruh hujan nafsu manusiawi, dalam gelap malam, bintang rembulan terselimuti duniawi, membuat para Salikin ingin menghempaskan raga dipangkuan ilahi, tuk kembali sebagai manusia sejati dalam fitrah insan hakiki. Ilahi, engkau sampaikan padaku perjalanan hidup dalam sebuah cerita, telah kueja, kubaca dan kusimak kata demi kata, kutelusuri perjalanan para Salikin dengan rasa dan asa semesta, kini kutemui benang-benang kusut terpintal asmara cinta mengurai kata dusta pada sang pencipta. Ilahi, kini ku melihat perjalanan para Salikin, banyak yang merana karena dunia, terpesona karena manusia, setan laknat dianggap malaikat pembawa berkat. tidak sedikit pula yang merintih tertatih kembali kepada fitrah diri, bersembah doa pada ilahi, mengharap safa'at orang tua ruhani, agar semua dosa terampuni. Ilahi, kini ku tersenyum melihat anak-anak ruhaniahku, ilmunya telah sampai pada kesadaran hidup dan mati hanya ada padamu, rangkaian rukuk sujud pengabdian hanya milikmu, meraih cinta kasihmu sebagai asa perjalanan menuju kepadamu. Akhirnya, kami hanya bersembah harap tuk dapat berkat, rahmat dan selamat di jalan tahun-tahun mendatang sampai akhir hayat, amin. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |