|
Sinopsis Buku: Sesosok jasad terbujur kaku di meja yang sengaja diletakkan di M pelataran mushalla. Terbaring dalam hening. Tampak agung walau tersungkur bergenang darah mengering dari luka menganga di wajah yang bola matanya raib tercerabut dari tempatnya.... Tubuh berperawakan sedang namun berisi itu menjadi saksi bisu kekejaman tangan-tangan yang pernah mendera, penuh lubang peluru dan cabikan bayonet. Tulang kepala berambut ikalnya retak, terdera popor senapan. Satu... dua... tiga... jari-jari tangan sang jasad tak lagi lengkap, hi tang sebagian. Jari-jari itu biasanya lincah memetik ukulele, melantunkan nada merdu. Sang Patriot, selarik kisah tentang cinta kasih sejati, persahabatan, pengkhianatan, dan pengorbanan. Kisah tentang seorang Patriot yang rela mengorbankan segalanya, harta, jiwa raga dan cintanya demi mempertahankan kemerdekaan bangsa yang lebih ia cintai dari nyawanya sendiri. "Mengapa kalian mesti takut? Kalian hanya diminta memilihl satu di antara,dua kebaikan, maju perang lalu menang, atau] gugur sebagai syuhada peraih surga yang Allah janjikan. Saat' jiwa kalian melayang, beribu-ribu malaikat akan bersuka cita menyambut." Irma Devita dengan lugas menceritakan sisi-slsi lain perang kemerdekaan Indonesia di masa tahun 1942 - 1949. Perang paling berdarah dalam lembaran kelam sejarah Indonesia.! Perang yang telah merenggut jutaan nyawa syuhada. Perang demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia, negeri elok yang menjadi incaran banyak bangsa asing karena kekayaan alamnya Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |