|
Sinopsis Buku: Aku Jujur
Kalo CINTA itu sebenarnya INDAH, tergantung gimana cara elo ngeliatnya. Meski elo dibikin nangis olehnya, tapi suatu saat nanti elo akan sadar. Walau SAKIT, tapi semua itu akan jadi indah pada waktunya. Be the best for yourself, not another :) Buku ini menggambarkan tentang problema kisah cinta remaja masa kini. Aku Jujur The Stories Part 2 Petualangan cinta Kie pun dimulai. Ia mencoba membuka lembaran baru dengan pengganti diri Cindy, cinta setianya. Berkali-kali tergoda akan cinta yang lain, berkali-kali juga bayangan Cindy datang. Yang ada, hatinya semakin sakit. Mungkinkah ini yang namanya cinta tapi harus berkorban? Tampaknya, ketampanan, kecerdasan, kekayaan, dan kebaikan Kie bukan menjadi daya magnet untuk cinta bisa bersarang di hatinya. Walaupun begitu, Kie percaya bahwa cinta akan datang tepat pada saat Tuhan memercayakan dirinya layak menerima cinta. Lalu, siapa yang akan mengisi hati Kie? Apakah para perempuan pengganti Cindy atau justru Cindy sendiri? Atau, Kie akan sama sekali tidak pernah merasakan cinta? The Last Aku Jujur Awalnya, saling pandang. Dari mata turunnya ke hati. Kagum berubah jadi suka. Dan suka, berubah jadi cinta. Cinta berubah jadi sayang. Sayang untuk melepaskan elo. Apalagi sampai menjatuhkan hati elo ke pelukan cowok lain. Elo tidak pernah tahu, kalau gue memupuk cinta ini begitu lama. Elo itu hanya mementingkan diri elo, tidak dengan hati gue. Iya, memang gue pernah salah. Terus, kalau Tuhan saja bisa mengampuni hamba-Nya, kenapa tidak dengan elo? Apakah strata elo lebih tinggi dari Tuhan? Sekarang, gue sedang menunggu akhir. Akhir dari cerita ini. Apakah elo tulang rusuk gue yang hilang itu? Entahlah. Tapi, gue berharap, iya. Jika jodoh, gue yakin Tuhan akan menakdirkan elo untuk gue. Jika tidak, gue hanya bisa berdoa, "Tuhan, tolong jodohkan Cindy untuk gue." Setia? Gue rasa bukan. Tapi, karena elo sudah terlalu jauh mencapai ujung hati gue. Seakan, elo sudah melengkapi tulang rusuk gue yang hilang. Oke, sekarang gue menunggu akhir cerita ini. Bahagia atau justru duka? Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |