|
Sinopsis Buku: Di mata Aini, tokoh utama di novel ini, dunia pesantren adalah dunia penuh kejutan. Saat pertama kali menjadi santri di pesantren an-Nur Kotagede, ia takjub mengetahui kamar seluas 2x3 meter bisa dihuni oleh kurang lebih 13 s/d 16 santri. Dia juga tak kalah takjub kala mengetahui, pesantren yang dihuni hampir 200 santri itu hanya memiliki 5 kamar mandi dan 3 toilet. Itu berarti satu kamar mandi diperebutkan 40 santri, dan satu toilet diperebutkan 66,6 santri. Pertanyaan besar Aini ketika itu adalah, apa yang membuat para santri merasa betah? Novel berjudul "Mak Comblang" ini tidak hanya bercerita soal cinta remaja yang dibalut kain pesantren. Lebih dari itu Novel ini adalah tentang pencarian seorang anak manusia dalam menemukan jati dirinya. Upaya ini, bagi sebagian orang, mungkin dilakukan dengan penuh keinsafan, sementara bagi sebagian yang lain, termasuk Aini, dilakukan tanpa sadar. Betapapun cara tiap manusia tak pernah sama, pencarian adalah konsekuensi mutlak setiap manusia yang berakal. Mak Comblang dikemas dengan bahasa ringan dan menarik. Pembaca tak perlu menguras tenaga untuk menyusuri setiap halamannya. Ceritanya pun diangkat dari peristiwa sehari-hari, sehingga pembaca dapat dengan mudah mengkaji diri lewat Aini. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |