|
Sinopsis Buku: Pascatragedi 11 September 2001, Islam di dunia khususnya di Amerika Serikat dilihat secara paradoks: sebagai sosok yang sangat menakutkan dan sekaligus mengundang rasa penasaran. Stigma buruk tentang Islam tersebut kerap kita jumpai dalam sebentuk ungkapan-ungkapan yang menyakitkan: Islam sebagai agama teror, antikemanusian, dan tidak menyantuni perbedaan. Imam Shamsi Ali, Imam Masjid New York asal Sulawesi Selatan "hadir" untuk meruntuhkan mitos Islam sebagai sebuah ancaman global, khususnya ancaman bagi masyarakat Amerika. Ia mengenalkan sosok Islam yang ramah, moderat, dan rasional. Dengan gaya dakwahnya yang khas, ia banyak membantu masyarakat Amerika menemukan hidayah Islam. Bersama pemuka agama lain, ia juga menggagas gerakan dan diskusi interfaith salah satu usahanya dalam “membersihkan-meninggikan derajat” Islam di mata dunia Barat. Kiprahnya ini membuat imam yang pernah bejar adi Pakistan ini menjadi salah satu pemimpin agama yang diundang oleh Presiden George W. Bush setelah momen 9/11. The Face of Islam adalah julukan yang didapatnya karena dianggap sebagai sosok yang mewakili karakter Muslim yang ramah dan toleran. Dia juga mendapat julukan The Unconventional Imam karena gayanya yang luwes serta mudah akrab dengan berbagai kalangan. Buku ini mengajak Anda mengenal sosok Imam Shamsi Ali, mulai dari kisah Shamsi kecil yang nakal, menjadi santri, belajar di Pakistan, hingga menjadi Imam Masjid di New York. ENDORSEMENT: "Dengan gaya dakwahnya yang khas, Shamsi Ali berhasil memperlihatkan wajah Islam yang cinta damai sehingga dapat diterima oleh dunia Barat. Sebuah kontribusi besar terhadap perkembangan Islam di Amerika." – Prof. Komaruddin Hidayat, Penulis Buku Bestseller Psikologi Kematian "Buku ini menggambarkan pengembaraan intelektual dan spiritual Ustad Shamsi Ali, dari Pakistan hingga Manhattan (New York), dari santri desa di Indonesia hingga menjadi salah satu tokoh Muslim di jantungnya Barat. Sebuah buku yang tidak saja berisi narasi biografis, tetapi juga perjuangan menerbit-tinggikan identitas Islam di Barat." – Anies Baswedan, Ph.D., Rektor Universitas Paramadina, Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar "Ustad Shamsi Ali tidak hanya merupakan representasi Islam Washatiyyah Indonesia, tetapi juga pembawa pesan-pesan kedamaian Islam sebagai rahmatan lil 'alamin. Di tengah meningkatnya sikap anti Muslim dan islamophobia di kalangan masyarakat Amerika Serikat pasca-Peristiwa 11 September 2001, Ustad Shamsi Ali memberikan kontribusi penting untuk menurunkan tensi dan kecurigaan dengan memberikan gambaran lebih akurat dan komprehensif tentang Islam Washatiyyah. Kita memerlukan lebih banyak Shamsi Ali yang lain di dunia Barat yang membawa pesan kedamaian Islam, dan sekaligus membentuk kaumMuslimin ummatan washatan tidak hanya di New York City, tetapi juga Amerika atau Barat secara keseluruhan" – Prof. Dr. Azyumardi Azra, C.B.E., Guru Besar dan Direktur Sekolah Pasca Sarjana, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |