|
Sinopsis Buku:
Makassar, ibukota Sulawesi Selatan yang pada masa Orde Baru dikenal dengan nama Ujung pandang, itu mulai mendapat stigma "kota rusuh" dari sebagian orang ataupun media massa yang belakangan semakin santer didengar. Label itu muncul ketika dalam satu dekade terakhir, khususnya pasca era reformasi, banyak demonstrasi mahasiswa di kota Makassar kerapkali berujung pada aksi pengrusakan, penyegelan, dan bahkan hingga menelan korban nyawa. Pelabelan sebagai "kota rusuh" menyakiti banyak pihak khususnya orang-orang Makassar sendiri. Demi menghapus stigma yang mulai masif menggelinding ke publik, orang-orang Makassar pun berbenah diri untuk melakukan evaluasi dan koreksi terhadap berbagai aksi kerusuhan yang kerap dilakukan khususnya oleh para demonstran. Dengan begitu sudah jelas bahwa kerusuhan dan berbagai tindak kekerasan yang terjadi di Makassar sebenarnya Ingin segera mereka selesaikan secara damai dan "bumi daeng" tersebut ingin keluar dari stigma yang terbangun, yaitu kota rusuh. Buku ini dapat menjadi salah satu rujukan yang bisa mempelajari secara detail tentang kerusuhan yang terjadi di Makassar ataupun daerah-daerah lain. Selain itu, bisa menjadi refleksi sekaligus Inspirasi yang bisa memberikan banyak kontribusi dalam membangun strategi perdamaian kepada Makassar dan daerah- daerah lain di Indonesia. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |