|
Sinopsis Buku: Orang Jawa dikenal sebagai kelompok etnis yang me-miliki kekayaan falsafah hidup dan unggah-ungguh (etika) yang sangat luas. Sarat dengan peribahasa, langgam, dan konotasi. Hati bisa saja tidak senang, namun mimik dan tata bahasa tetap manis. Sungguh sangat berbeda dengan etnis-etnis lain yang berkarakter tegas dan apa adanya. Orang Jawa sangat mengedepankan harmoni ber-bahasa dan kiasan dalam bersikap. Sangat mudah untuk menemukan ragam falsafah hidup dari jagat Jawa yang sangat dalam maknanya, penuh kearif-an, dan konotatif ungkapannya. Misal, "Aja ngomong waton, nanging ngomonga nganggo waton" (jangan asal bicara, te-tapi bicaralah dengan alasan yang jelas), "Aja rumangsa bisa nanging bisaa rumangsa" (jangan merasa bisa, tapi bisalah merasa atau menggunakan perasaan), "Sepuh sepa, tuwa tu-was" (tua hambar atau tidak memiliki rasa lagi atau orang tua yang sia-sia), "Bandha bisa lunga, pangkat bisa loncat, bojo ayu bisa mlayu" (harta dapat pergi, jabatan dapat hilang, istri cantik bisa pergi, yang bermakna segala apa yang dimiliki bisa hilang kapan saja), dll. Pembaca yang ingin tahu lebih banyak dan detail ragam falsafah hidup orang Jawa bisa menemukannya dengan te-rang, gamblang, dan plus penafsirannya dalam buku ini. Mem-baca buku langka ini layaknya kita tengah menerima siraman nasihat-nasihat hidup orang Jawa, yang kaya makna, filosofi, kekuatan bahasa, dan keutamaan etika. Buku Kearifan dan kebersahajaan dari jagat Jawa. Bacaan yang juga sangat bisa dibaca dan diamalkan orang-orang selain Jawa. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |