|
|
Sinopsis Buku: Canting, carat tembaga untuk membatik, bagi buruh-buruh batik menjadi nyawa. Setiap saat terbaik dalam hidupnya, canting ditiup dengan napas dan perasaan. Tapi batik yang dibuat dengan canting kini terbanting, karena munculnya jenis printing––cetak. Kalau proses pembatikan lewat canting memerlukan waktu berbulan-bulan, jenis batik cetak ini cukup beberapa kejap saja.
Canting, simbol budaya yang kalah, tersisih, dan melelahkan. Adalah Ni––sarjana farmasi, calon pengantin, putri Ngabean––yang mencoba menekuni, walau harus berhadapan dengan Pak Bei, bangsawan berhidung mancung yang perkasa; Bu Bei, bekas buruh batik yang menjadi ibunya; serta kakak-kakaknya yang sukses.
Canting, yang menjadi cap batik Ngabean, tak bisa bertahan lagi. "Menyadari budaya yang sakit adalah tidak dengan menjerit, tidak dengan mengibarkan bendera." Ni menjadi tidak Jawa, menjadi aeng––aneh, untuk bisa bertahan. Ni yang lahir ketika Ki Ageng Suryamentaram meninggal dunia, adalah generasi kedua, setelah ayahnya, yang berani tidak Jawa.
Resensi Buku:
Buku Lainnya oleh Arswendo Atmowiloto:
| Rp 49.000 Rp 41.650 [selengkapnya] | | Rp 58.000 Rp 49.300 Dalam kehidupan ada dua macam ibu. Pertama, sebutan untuk perempuan yang melahirkan anaknya. Kedua, sebutan untuk perempuan yang merelakan ... [selengkapnya] | | Rp 49.000 Rp 41.650 Imung, satu-satunya detektif cilik yang membantu polisi memecahkan kasus. Dikelilingi oleh orang dewasa seperti ini tidak membuat Imung menjadi ... [selengkapnya] | | Rp 44.000 Rp 37.400 Apa cuma orang dewasa yang bisa jadi detektif? Atau anak-anak juga bisa memecahkan sebuah kasus kejahatan? Tapi apa yang dibutuhkan untuk jadi ... [selengkapnya] |
Lihat semua buku yang dikarang oleh Arswendo Atmowiloto »
| Tentang Pengarang:
Seorang yang sangat terkenal di bidang jurnalistik, penulisan dan sinetron. Lahir di Solo 26 November 1948. Sempat kuliah di IKIP Solo selama beberapa bulan, lalu mengikuti program penulisan kreatif di Iowa University, Iowa City, Amerika Serikat (1979). Prestasinya sungguh luar biasa. Banyak karyanya yang telah disinetronkan dan mendapat penghargaan, diantaranya Keluarga Cemara, Becak Emak, yang terpilih sebagai Pemenang Kedua Buku Remaja Yayasan Adikarya IKAPI 2002. Bahkan karena prestasinya pula, dia sempat masuk penjara selama lima tahun!Kini ia mengelola penerbitan sendiri yang diberi nama Atmo Group. Ia tinggal di Jakarta dengan seorang istri yang itu-itu saja, tiga orang anak yang sudah dewasa,seorang cucu yang lucu, seekor anjing setia, ratusan lukisan buatan sendiri selama di ... [ selengkapnya]
|
Buku Sejenis Lainnya:
oleh Yoga Adhitrisna, Hari Prast
Rp 149.000 Rp 126.650 Sebuah koleksi karya yang merekam jejak kelahiran Demokreatif. Tiga puluh karya poster yang terakurasi di sini, niscaya memproklamasikan kemerdekaan ... [selengkapnya] | oleh Lew Wallace
Rp 92.000 Rp 78.200 Yuda Ben-Hur hidup pada awal abad ke-1. Dia pedagang muda kaya-raya di Yerusalem. Ketika seorang gubernur baru datang ke kota itu, sahabat masa kecil ... [selengkapnya] | oleh Koen Setyawan
Rp 43.000 Rp 36.550 UFO selalu menjadi isu menarik yang ramai di perbincang. Berbagai macam cerita dan kesaksian tentang UFO tersebar di seluruh dunia. Tapi taukah Anda, ... [selengkapnya] | oleh Eiji Yoshikawa
Rp 64.000 Rp 54.400 Kondisi negeri yang terpuruk akibat keserakahan klan Taira, menguntungkan Yoritomo yang ingin ... [selengkapnya] |
Lihat semua buku sejenis »
Advertisement
|
|