|
Sinopsis Buku: Tak masalah jika kau berubah karena memang kau sendiri yang menghendakinya. Tak juga masalah ketika kau menjauh dari orang-orang sebab kau memang tak butuh mereka. Tapi, bisakah kau bayangkan kau berubah, semakin buruk, sekaligus harus menjauh dari siapa pun, di luar kehendakmu? *** Mengambil jiwa manusia, apa itu? Ia kira itu hanyalah sebuah ungkapan sebelum akhirnya ia mengalaminya sendiri. Ketika sayapnya berubah hitam padahal ia tak menginginkannya, ia sudah memutuskan untuk mengakhiri hidup, tapi gagal. Tak semudah itu ia bisa mengambil nyawa sendiri. Makhluk seperti dirinya memang ditakdirkan menjalani hidup kekal yang memuakkan. Ia kalut. Ia bukan monster. Tapi hasrat itu tak mampu ia bendung. Dan, akhirnya ia tahu, ungkapan 'mengambil jiwa manusia' berarti 'memakan jantung manusia berikut darah yang melumurinya'. Ia mulai merasa tak yakin dengan kewarasannya sendiri. Ia sudah membuat dua orang hyung-nya tumbang, berkorban nyawa demi dirinya. Rasanya sakit dan sesak, tapi ia terus bertahan, mengepakkan sayap hitamnya membelah kabut, mencari perlindungan dari sana. Sebenarnya saat itu, ia merasa beberapa hal di dalam dirinya berubah. Semuanya. Dari fisik, kekuatan, hingga kemampuannya dalam merasa. Ia tak lagi sehalus dulu, senaif ketika ia tinggal di lake house White Ave. Sebagian rasanya mulai mati. Perlahan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |