|
Sinopsis Buku:
Gimana nggak koplak, coba? Jubelan kasus penyalahgunaan jabatan, wewenang, dan kekuasaan, mulai yang bertampang korupsi, kongkalikong politik, hingga basa-basi kemunafikan, begitu melelahkan untuk kita simak setiap hari, setiap minggu, bahkan setiap tahun. Sebagian orang, terutama anak-anak muda, yang cerdas, smart, santun, kredibel, aktivis, dan berbasis massa kuat, begitu tinggi kita harapkan untuk tampil sebagai pemimpin-pemimpin penyelamat republik ini. Tapi, arrgghhh...! Ujung-ujungnya, sebagian besar mereka juga terjungkal ke jurang kekoplakan yang sama! Beberapa di antaranya begitu kental dengan simbol-simbol kealiman agama, tapi arrgghhh...! Sama saja kelakuannya! Sama-sama mengecewakan, sama-sama hanya membuncitkan perut sendiri, sama-sama koplaknya! Buku ini adalah catatan-catatan rakyat--yang telah koplak pikiran dan hatinya akibat terus-menerus dijejali oleh drama-drama koplak para pemuka republik ini--berdasarkan peristiwa-peristiwa faktual, lalu disajikan dengan gaya bahasa yang penuh satir, canda, kecewa, dan amarah. Kalau sudah begini, jika tidak ingin sakit hati, bersegeralah turut koplak! Sebab, negeri ini telah lama kehilangan nuraninya, digantikan oleh para tukang koplak yang sungguh tidak lagi bisa bikin rakyat tertawa! Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |