|
Sinopsis Buku: Alpi, Ripan, Deni, Dika, Angga, Ipal, dan Eri. Tujuh cowok yang nggak kece dan hampir selalu kere ini tergabung dalam geng D’sayur Asem di SMA Manda Panda. Ibarat sapu lidi, kalo sendiri-sendiri, mereka emang jadi lemah dan sering sial. Tapi kalo bergabung, mereka bisa ngerubah kesialan itu menjadiii… kerusuhan. Mulai dari acara perjodohan; pertarungan yang menyangkut harga nasi uduk semur jengkolnya Mpok Rosidah; percobaan tidak ilmiah; hingga acara panggung sekolah yang diprakarsai Pak Tukijan, sang kepala sekolah yang maksa mau eksis abis. "Apa gak salah, Pak? Masak acara farewell party bintang tamunya kakek-kakek mau mampus gitu? Gak ada yang mudaan, apa?" komentar seorang anak manusia yang resmi dinyatakan lulus setelah dua kali bertahan di sekolah ini. Kakek-kakek? Mau mampus? Denger Engkong Marpuat dihina, apalagi yang menghina itu saingannya dulu waktu pemilihan presiden sekolah, bikin Deni jadi naik darah. Deni pun menyiapkan kata-kata untuk membalas, “Eh, Joe Kamijo, yang makannye kacang ijo pake lalet ijo, sebagai presiden sekolah kita, elu gak pantes ngomong kayak begitu.” Iya. Salah satu korban kerusuhan mereka adalah grup tanjidor Engkong Marpuat. Liat aja aksi D’sayur Asem menyelamatkan grup tanjidor yang pemainnya udah pada renta itu dari kepunahan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |