Cari berdasarkan:



Pokok-pokok Gerilya
 


Maaf, stock buku kosong atau out-of-print.


Pokok-pokok Gerilya   
oleh: Jenderal Besar DR. A. H. Nasution
> Politik & Hukum » Sosial & Politik

Penerbit :    Narasi
Edisi :    Soft Cover
ISBN :    9791683018
ISBN-13 :    9789791683012
Tgl Penerbitan :    2013-04-00
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    0
Ukuran :    230x150x0 mm
Sinopsis Buku:


"Tidaklah bisa kita mengatakan bahwa kita berjuang untuk kepentingan rakyat, kalau dalam praktiknya tindakan kita justru mengganggu, apalagi melukai hati rakyat."

Jenderal Besar Dr. A. H. Nasution


***

"Gerilya" merupakan terjemahan dari bahasa Spanyol "guerrilla" yang secara harafiah berarti "perang kecil". Taktik ini diyakini pertama kali dilontarkan oleh ahli militer Cina, Sun Tzu yang hidup sekitar 2000 tahun yang lalu. Ide dasarnya adalah menggunakan segala kekuatan (sumber daya) untuk mengalahkan musuh yang lebih kuat. Oleh Jenderal A.H. Nasution, taktik ini kemudian diadaptasi untuk diterapkan dalam masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.


Sebagai seorang tokoh militer, Nasution dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya. Gagasannya yang gemilang tentang perang gerilya dituangkan dalam buku ini. Selain telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, dengan judul Fundamentals of Guerrilla Warfare, buku ini juga menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat.


Dalam buku ini, Nasution menulis, "Perang gerilya adalah perang rakyat semesta". Oleh karena itu, buku ini perlu dibaca oleh setiap anggota militer maupun masyarakat awam. Seperti yang diramalkan oleh Nasution, di masa-masa mendatang (seperti juga di masa lalu), kita mungkin masih menggantungkan pertahanan dan keutuhan negara ini pada strategi perang gerilya. Di mana syarat utama keberhasilannya terletak pada kekompakan serta rasa saling percaya antara militer dan rakyat.


***

Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Haris Nasution lahir di Kotanopan, Sumatra Utara, 3 Desember 1918. Karier militernya dimulai tahun 1940, ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan bagi pemuda Indonesia. Dua tahun kemudian, ia mengalami pertempuran pertamanya saat melawan Jepang di Surabaya. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Nasution bersama para pemuda eksPETA mendirikan Badan Keamanan Rakyat. Lalu Mei 1946, ia dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Pada Februari 1948, ia menjadi Wakil Panglima Besar TNI (orang kedua setelah Jenderal Sudirman). Sebulan kemudian ia ditunjuk menjadi Kepala staf Operasi Markas Besar Angkatan Perang RI. Di penghujung tahun 1949, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Pada 5 Oktober 1997, bertepatan dengan hari ABRI. Nasution dianugerahi pangkat jenderal besar bintang Lima. Ia tutup usia di RS Gatot Soebroto pada 6 September 2000 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.





Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
Globalisasi Dan Masa Depan Kekayaan Alam Indonesia
oleh Wahyuni Refi
Rp 45.000
Rp 38.250
  [selengkapnya]
Suatu Telaah Ekonomi Politik
oleh Widigdo Sukarman
Rp 50.000
Rp 42.500

Buku Liberalisasi Perbankan Indonesia ini merupakan telaah ekonomi-politik terhadap kebijakan Paket Juni (Pakjun) 1983 dan Paket Oktober ...  [selengkapnya]

oleh Kompasiana
Rp 54.800
Rp 46.580

Hadirnya Jokowi telah menyumbang nuansa baru di dunia politik Indonesia, terlebih ketika dia mencalonkan diri sebagai capres. Begitu pula sosok ...  [selengkapnya]

oleh Nasihin Masha
Rp 63.000
Rp 53.550
Kita harus kembali kepada jati diri sebagai Bangsa Pemenang. Tak ada kata kalah dalam kamus Bangsa Indonesia.

 “Seorang ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement