|
Sinopsis Buku: Sepertinya belakangan ini pelajaran budi pekerti, akhlak, etika, dan sopan santun di sekolah atau di tempat pendidikan lainnya sangat kurang. Padahal dulu, semua siswa diajarkan dan dicontohkan akhlak dan budi pekerti yang baik. Didikan orangtua dulu juga cenderung mengembangkan budaya malu kalau orangtuanya seorang pendidik atau tokoh, tetapi anaknya kurang baik. Sepertinya budaya malu ini kini mulai memudar dalam pergaulan masyarakat kita. Lantas, apa yang dapat dilakukan untuk mengeliminasi kekurangan-kekurangan itu atau paling tidak menahan laju penurunan moral dan etika tersebut? Sangat diperlukan kepedulian dan peran serta para orangtua dalam menanamkan nilai-nilai kepada anak mereka sedini mungkin. Secara umum, durasi dan frekuensi pertemuan seorang anak dengan orangtuanya tentu lebih banyak ketimbang dengan guru atau pendidik lainnya. Cara yang mungkin paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan adalah terlebih dahulu dimulai dan dirintis oleh setiap orangtua. Kalau belum bisa menjadi teladan untuk berbuat kebaikan, paling tidak mulailah dengan tidak ikut terjerumus ke dalam perbuatan yang tidak baik dan jahat. Semuanya dimulai dari hal-hal kecil yang selanjutnya menyebar dan membesar, sebagai multiefek dari keteladanan demi keteladanan. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |