|
Sinopsis Buku: Secara umum, anak-anak di Indonesia, termasuk cepat bisa membaca di usia dini, dibandingkan dengan anak-anak di Eropa, Amerika dan Australia. Jika 1000 anak di Indonesia di-kumpulkan, maka 80-90% sudah bisa membaca di usia terse-but, jauh di atas presentasi negara-negara maju sekalipun. Namun jika 1000 orang dewasa yang sudah bisa membaca ditanya sudah membaca berapa banyak buku, maka rata-rata jawabannya jauh di bawah orang-orang di negara maju membaca buku. Apa yang salah? Di negara maju pelajaran berbahasa dite-kankan berbicara, bercerita dan mengeluarkan pendapat, sehingga berbahasa itu menyenangkan. Mereka tidak dipus-ingkan dengan belajar suku kata, seperti “xa xi xu xo" tanpa tahu arti dan penggunaannya, karena suku kata tersebut tidak pemah dipakai dalam berbahasa. Gerald Edelman, pemenang Nobel 1972 mengenai kecer-dasan dan bagaimana otak bisa maksimal, menyebutkan bahwa trauma usia dini, stres belajar, pengalaman membaca dan menulis yang sulit, membuat mereka malas melakukannya di usia selanjutnya. Apa solusinya bagi sekolah-sekolah TK bila orang tua menun-tut anaknya bisa membaca dan menulis sebelum masuk SD? Apa solusinya bagi orang tua yang merasa anaknya akan ketinggalan di SD jika tidak bisa membaca dan menulis? Solusinya: membuat kurikulum belajar membaca dan menu-lis dengan cara mudah! Dan itulah isi buku ini! Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |