|
Sinopsis Buku: Ekhnat Easwaran dalam buku ini menyampaikan pesan dua tokoh pionir antikekerasan, Badshah Khan dan Mahatma Gandhi dengan keindahan yang menyentuh hati siapa saja yang merindukan kedamaian. Seperti Badshah Khan mengatakan: Aku memiliki mimpi besar, kerinduan yang besar Seperti bunga-bunga di padang gurun, orang-orang sebangsaku lahir, mekar sesaat tanpa ada yang merawatnya, mereka layu, dan kembali menjadi debu. Aku ingin melihat mereka berbagi suka dan duka. Aku ingin melihat mereka bekerja sama sebagai rekan yang sejajar. Aku ingin melihat mereka berperan bagi negara dan dunia, melayani Tuhan dan demi kemanusiaan. Dia sering dijuluki 'Gandhi dari Perbatasan'. Postur tubuhnya luar biasa besar dan sosoknya terkesan angker dengan tinggi menjulang. Namun, wajahnya memancarkan keteduhan dan kedamaian. Lahir dan besar dari keluarga berdarah Pasthun atau Pathan di perbatasan Pakistan dan Afghanistan, yang menjadikan balas dendam dan pembunuhan sebagai warisan abadi keluarga, Badshah Khan adalah pribadi yang unik. Dia tidak suka menyakiti, bahkan berkelahi pun tidak pernah. Saat puluhan ribu bangsanya binasa di tangan kekejaman Inggris, Badshah Khan tak sekalipun tergerak untuk membalas. Alih-alih, dari kampung ke kampung Badshah Khan menyerukan perdamaian. Dia mengajak banyak pemuda untuk mendukung gerakan Khudai Khidmatgar, sebuah gerakan antikekerasan yang dilancarkan untuk membendung kekerasan. Seperti Gandhi, yang menjadi teman dan gurunya, Badshah Khan percaya bahwa perlawanan antikekerasan adalah satu-satunya cara efektif melawan kezaliman. Akhirnya, tidak pernah dalam sejarah sebuah negara dimerdekakan tanpa bersimpah darah seperti kala Gandhi membebaskan India dan Khan membebaskan suku Pasthun. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |