|
Sinopsis Buku: Siapa yang tidak kenal arisan? Siapa yang tidak pernah ikut arisan? Rasanya semua kalangan tahu arisan yang “Indonesia banget”, dari arisan keluarga, RT, kantor, hingga arisan ibu-ibu jetset. Pasalnya, sekarang di kota-kota besar menjamur tren arisan baru yang tak sekadar narik undian. Para arisan ladies ini berdandan sesuai dress code, berpose "pol" di depan kamera fotografer profesional, dan mau melakukan apa saja demi tampil di majalah gaya hidup. Mengocok undian tinggal kegiatan sampingan. Based on true stories, Joy Roesma dan Nadia Mulya mengulik habis demam arisan heboh, kaum sosialita, beserta seluk-beluknya. Dari sosialita sungguhan hingga wannabe. Dari arisan piauw hingga tarikan lelaki. Hmmm. Juicy. Fenomena sosial arisan di kalangan sosialita dan kelas menengah “dipotret” telanjang tanpa malu-malu. Absurd dan menakjubkan. Apa yang dipersepsi sebagai gaya hidup normal sepertinya tidak berlaku di sini. Tapi bukankah segala sesuatu yang normal akan sangat membosankan? Pengamatan Joy dan Nadia tajam dan sangat menghibur. —Petty Siti Fatimah, Pemimpin Redaksi majalah Femina Cerita-cerita tentang arisan selalu membakar semangat untuk dilahap, karena selain menjadi ajang persahabatan, arisan juga ajang “fashion war”. Setiap yang terlibat harus punya sikap Olimpiade: Citius, Altius, Fortius. Yang paling cepat memakai fashion trend. Yang paling tinggi memakai high heels. Dan, yang paling kuat membeli Hermès Birkin Crocodile Himalaya. Lebih seru lagi karena arisan diceritakan oleh penulis yang berada di lingkaran arisan tersebut, seperti Joy Roesma dan Nadia Mulya. —Syahmedi Dean, penulis buku Lontong Sayur dalam Lembaran Fashion (LSDLF), Jakarta-Paris Via French Kiss (JPVFK), Pengantin Gipsy dan Penipu Cinta (PGDPC), Apa Maksud Setuang Air Teh (AMSAT) Congrats untuk Nadia dan Joy yang sudah berhasil menulis Kocok! secara observatif, kritis, sensitif, and funny at the same time. Buku ini adalah sebuah realita sosial, dan saya berharap pembaca kritis menilik buku ini dari berbagai sisi, tidak sekadar menjadikannya pedoman how to be a stylish arisan goers. Underline message arisan adalah silaturahmi dan pure friendship, bukan hedonisme maupun ajang eksis. Semoga buku yang dikemas secara fun, fashionable, dan mengemukakan fenomena sosial ini dapat diterjemahkan dengan tepat oleh pembacanya. —Nia Dinata, sutradara film Arisan! (2003) dan Arisan! 2 (2011) Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |