Siapa yang tak kenal kue pastel buatan Dea dan ibunya? Selain rasanya yang top markotop, pastel Dea pun memiliki bermacam-macam isi. Mulai dari isi wortel-kentang, bihun, tumis jamur, stroberi, hingga tumisan mangga yang berasa manis asam.
Kue pastel itu dijual di berbagai tempat, termasuk SD Mutiara Harapan, tempat Dea bersekolah. Di kantin sekolah, pastel Dea menjadi jajanan favorit.
Tapi tiba-tiba, pastel Dea tidak laku lagi. Anak-anak lebih menyukai pastel yang dijual oleh Mang Aji di depan sekolah. Padahal pastel Dea lebih enak, lho, dibandingkan pastel Mang Aji. Kulit pastel Mang Aji tidak renyah, terlalu gurih, sayurannya masih keras, terlalu berminyak, dan kadang-kadang malah agak hangus.
Yasmin, Naya, Abe, dan Nando yang kasihan melihat Dea selalu bersedih, mencoba mencari tahu tentang Mang Aji. Mereka merasa aneh, mengapa pastel Mang Aji yang tidak ada apa-apanya dibandingkan pastel Dea bisa laris manis.
Apa hanya karena anak-anak merasa bosan dengan pastel Dea? Atau tanda-tanda bahwa Dea harus segera mengganti kue andalannya itu? Keingintahuan keempat sahabat ini menunjukkan hasil di luar dugaan. Pastel Mang Aji yang tampak biasa-biasa saja ternyata pastel istimewa! Ada campuran narkoba di dalam pastel itu sehingga orang yang memakannya menjadi ketagihan!