Cari berdasarkan:



La Galigo2
 








La Galigo2 
oleh: Dul Abdul Rahman
> Seni & Budaya

List Price :   Rp 65.000
Your Price :    Rp 55.250 (15% OFF)
 
Penerbit :    Diva Press
Edisi :    Soft Cover
ISBN-13 :    9786027665934
Tgl Penerbitan :    2012-12-00
Bahasa :    Indonesia
 
Halaman :    0
Ukuran :    0x0x0 mm
Berat :    460 gram
Sinopsis Buku:
I We Cudaiq, istri Sawerigading, melahirkan seorang bayi laki-laki. Dialah La Galigo. Namun, I We Cudaiq malu mengakui bahwa dirinya telah bersedia tidur dengan suaminya. Untuk menutupi rasa malu, ia terus maggali-gali (banyak ulah).

Sakit hati mendengar ucapan-ucapan istrinya, Sawerigading memutuskan membawa bayi itu dari Istana La Tanete di negeri Cina ke Istana Mallimongang di Mario. La Galigo dirawat dan dibesarkan di sana oleh ibu tirinya, I We Cimpauq. Namun, La Galigo ingin ke negeri Cina, tempat ibu kandungnya berasal. Sawerigading mengizinkan, bahkan menemani anaknya tersebut. Mendengar rencana mereka, I We Cimpauq sempat merasa khawatir jika suami dan anak tirinya tersebut tidak akan kembali. I La Galigo pun berusaha meyakinkan ibu tirinya bahwa ia pasti kembali.

Setelah sekian lama terpisah, Sawerigading dan I We Cudaiq kembali saling jatuh cinta. I We Cudaiq juga sangat rindu kepada La Galigo dan hendak memintanya tinggal di negeri Cina. Dan, apa yang dikhawatirkan I We Cimpauq terjadi. Sawerigading dan La Galigo pun akhirnya menetap di negeri Cina. Meskipun demikian, ketika I We Cudaiq hendak membunuh I we Cimpauq karena cemburu, La Galigo menepati janjinya untuk melindungi ibu tirinya tersebut.

Bagaimana kehidupan La Galigo selanjutnya?

Setelah mengantarkan kita dengan perjalanan awal bumi diciptakan pada La Galigo; Napak Tilas Manusia Pertama di Kerajaan Bumi, Dul Abdul Rahman kembali mengajak kita menelusuri jejak para keturunan Sang Patotoqe. Pada buku kedua dari trilogi La Galigo inilah perjalanan putra Sawerigading sekaligus lakon utama karya sastra terpanjang dan terbesar di dunia ini, La Galigo, dimulai.

"Engkau penguasa laut, Anakku! Janganlah takut berlayar dengan wangkang emas berkepala naga dan berekor ular balu karena wangkang itu akan diikuti oleh perahumu yang lain yang dilengkapi dengan persenjataan."




Resensi Buku:



Buku Sejenis Lainnya:
oleh Edi Sedyawati
Rp 160.000
Rp 136.000

Sebagai intelektual yang telah lebih dari 40 tahun menggeluti kebudayaan dalam arti luas, Edi Sedyawati dalam buku ini memperlihatkan ...  [selengkapnya]

oleh FX.Mudji Sutrisno S.J
Rp 75.000
Rp 67.500
Kebudayaan sebagai tindakan yang diberi makna oleh manusia, entah ia orang biasa maupun "orang terpelajar" akan selalu menampilkan ...  [selengkapnya]
Dari nasionalisme hingga warisan budaya
oleh S. Margana, dkk
Rp 85.000
Rp 72.250
Membincangkan tembakau tidak lagi semata-mata membicarakan suatu jenis tanaman, melainkan juga makna politisi yang menyelubunginya. Tembakau, dalam ...  [selengkapnya]
oleh Edi S. Ekadjati
Rp 55.000
Rp 46.750

Sunda dipertalikan secara erat dengan pengertian kebudayaan. Bahwa ada yang dinamakan kebudayaan Sunda, yaitu kebudayaan yang hidup, tumbuh, ...  [selengkapnya]


Lihat semua buku sejenis »




Advertisement