|
Sinopsis Buku: Jokowi memang istimewa. Tanpa banyak "kesulitan" ia muncul sebagai pemenang dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012-2017. Berbekal baju kotak-kotak, senyum lebar, penampilan bersahaja, bersama pasangannya, Ahok--Basuki Tjahaja Purnama, Jokowi menguasai kotak-kotak suara hampir di semua wilayah pemilihan--kecuali Kepulauan Seribu. Joko Wididi--nama lengkap Jokowi, memang fenomenal--itu julukan yang diberikan beberapa pakar politik dan ahli "pencitraan" kepadanya. Julukan yang ia dapat bukan karena ia memang dijagokan lembaga-lembaga survei, atau ahli pencitraan yang menilai "citranya" akan laku dijual. Justru sebaliknya, karena Jokowi, dengan sangat sukses, menjungkirbalikkan prediksi- prediksi lembaga survei yang "jagonya" bertumbangan, dan ahli-ahli pencitraan yang selalu menilai kualitas orang dari tampilannya. Mungkin terdengar klise kalau dibilang kemenangan Jokowi--Ahok, sebagai kemenangan demokrasi. Tapi, itulah sesungguhnya yang terjadi. Partai-partai boleh saja punya jago berbeda. Barisan partai-partai besar boleh saja kumpul-kumpul untuk mengusung jago mereka sendiri--tanpa menimbang aspirasi masyarakat. Tapi, akhirnya masyarakatlah yang menentukan siapa yang akan mereka pilih--tak peduli rayuan apa pun, termasuk duit. Dan di DKI Jakarta: Jokowi-Ahok, itulah pilihan demokrasi. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |