|
Sinopsis Buku: KIKI SYAHNAKRI membeberkan "pahit-manisnya" sebelas tahun pengalaman di Timor Timur (kini Timor Leste) baik dalam operasi tempur maupun teritorial. Mengapa Timor Timur lepas dari NKRI meski air mata, darah, dan nyawa telah dikorbankan putra-putri Indonesia? Sekitar 3.000 prajurit TNI gugur dalam Operasi Seroja. Belum terhitung berbagai bentuk pengorbanan lainnya. Pelajaran apa yang dapat dipetik dari medan tempur dan aneka pengalaman di Timor Timur? Bagaimana Kiki menghadapi "perang informasi" yang menyudutkan TNI bahkan bangsa Indonesia? Apa yang memicu konfliknya dengan Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Gelbard? Apakah karena Kiki menantang, "Kalau berani, suruh Marinir AS melintasi perbatasan darat supaya berhadapan dengan pasukan saya! Jangan hanya lewat udara!" Lebih seru lagi, ada apa di balik "gesekan" antara Kiki Syahnakri dan Prabowo Subianto soal "Operasi Melati"? Mengapa Kiki berselisih paham dengan Prabowo yang saat itu ada dalam pusaran kekuasaan? Jenderal Kiki menampilkan pola kemitraan yang sangat bagus selama penugasan saya di Timor Timur. Ia adalah salah seorang mitra terbaik dalam karier militer saya. Jenderal Kiki memiliki integritas tinggi, loyal terhadap prosedur militer dan kebijakan TNI, dan terbukti sukses memimpin korpsnya. - Gen. Peter Cosgrove Komanda Interfet di Timor Timur 1999, mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Australia Pak Kiki adalah figur yang dalam sejarah Indonesia, pada bab Integrasi Timor Timur, memegang peranan unik sebagai alfa dan omega: "kunci yang membuka" dan "kunci yang menutup", walaupun tidak semua hal di bawah wewenangnya. Pada 1975, Letda Kiki Syahnakri ada di perbatasan Motaain untuk membuka pintu bagi orang-orang Timor Timur masuk ke Indonesia. Namun, 24 tahun kemudian, September 1999, Mayjen Kikilah yang berada di Dili menutup keberadaan Indonesia di Timor Timur. - F.X. Lopes da Cruz Mantan Dubes Keliling RI dengan Tugas Khusus, Dubes RI untuk Yunani, dan Dubes RI untuk Portugal Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |