|
Sinopsis Buku: "Setiap makhluk punya insting. Dan, instingku selalu mengatakan bahwa yang kau lihat di hadapanmu, akan aman jika berada di tanganmu. Satu saranku, jangan kau tertipu pada bentuk atau wujudnya. Kalau instingku benar, kertas itu adalah salah satu benda yang saat ini dicari oleh beberapa negara, termasuk Iran." *** Ali Khadafi menerima telepon dari seorang laki-laki bernama Mustafa Heifi yang memintanya untuk pergi ke sebuah tempat, Selat Hormuz. Di sana, Khadafi dijemput seorang wanita bernama Dariah yang membawanya ke sebuah bangunan. Yang mengejutkan, dalam bangunan itu, Khadafi menemukan mentornya, Profesor Karina Lombard tergeletak. Polisi pun berdatangan. Khadafi dituduh melakukan pembunuhan. Profesor Karina segera dibawa ke rumah sakit. Khadafi merasa dirinya dijebak. Seorang agen Savama, Akbar Sulamieh, menginterogasi dan mengaitkan Khadafi pada krisis Selat Hormuz. Tiba-tiba, Khadafi teringat pertemuannya dengan Profesor Karina. Saat itu, Profesor Karina membicarakan tentang krisis Selat Hormuz dan menitipkan selembar kertas pada Khadafi. Sang profesor ingin Khadafi menjaga kertas itu. Khadafi merasa Akbar Sulamieh menginginkan kertas itu. Maka, bersama Zhema yang saat itu mengunjunginya di sana, Khadafi melarikan diri. Mereka bersembunyi di sebuah perpustakaan dan berusaha memecahkan sandi angka yang ada di kertas itu. Namun, belum terjawab teka-teki itu, pasukan Akbar Sulamieh telah tiba di sana. Sementara, Profesor Karina yang berada di rumah sakit dikabarkan diculik. Bagaimana Khadafi dapat memecahkan sandi itu dan membebaskan dirinya dari pengejaran Akbar Sulamieh? Apa maksud Profesor Karina menitipkan kertas itu pada Khadafi? Apa yang akan terjadi di Selat Hormuz? Temukan jawabannya dalam novel yang kaya intrik dan penuh suspens mengejutkan ini. Sebuah bacaan yang harus dimiliki terutama bagi penggemar roman detective. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
Advertisement |