|
Sinopsis Buku: Buku dalam bentuk nonang-nonang yang disajikan dalam spirit menyebarluaskan kebaikan menabur optimisme untuk memajukan kesejahteraan umum merupakan pelajaran yang berharga bagi anak muda Indonesia, politisi, birokrat, (calon) negarawan, dan siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana Presiden SBY berhasil memainkan peran yang elegan dalam percaturan pergaulan masyarakat internasional, baik dari sisi pandangan ekonomi, politik, budaya, pertahanan dan keamanan serta isu-isu kemanusiaan lainnya. Ia melakoni kepemimpinannya itu dengan pendekatan bersih, cerdas dan santun. Presiden SBY tegas memilih cara dan jalan demokrasi, bukan cara yang otoritarian dalam memimpin Indonesia. Dalam memimpin Presiden SBY menangani langsung masalah-masalah yang penting dan tidak mendelegasikan ke pembantunya karena ia ingin mengontrol arah dan progress-nya. Apalagi di era perubahan, Presiden SBY berpandangan bahwa pemimpin tidak boleh mendelegasikan banyak hal, melainkan harus menjalankannya dengan melibatkan diri secara langsung. Dalam memimpin, Presiden SBY tetap mengutamakan stabilitas politik, stabilitas sosial, dan keamanan dalam negeri agar keadaan dalam negeri relatif stabil dan baik, yang harus dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan norma demokrasi dan rule of law. “Ini Allah juga mendengarkan ucapan saya. Jika sekali-sekali saya mengalah dalam tarik-menarik dan konflik politik, sekali-sekali saya berkompromi, sekali-sekali saya lebih baik membangun konsensus, bukan saya ragu atau tidak berani, karena saya tidak ingin makin menjadi-jadi konflik dan benturan politik itu yang akhirnya membawa negara kita persis seperti situasi 10, 11, 12, 13 tahun yang lalu, serta agar politik tidak terlalu panas. Saya tahu banyak kritik, saya tahu saya harus menahan perasaan saya, tapi itulah pilihan saya dengan segala pertimbangan”, kata Presiden SBY. Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |