|
Sinopsis Buku: “Kenapa Indonesia belum mencapai tingkat yang lebih baik dibanding negara lain? Padahal Indonesia mempunyai kekayaan alam yang luar biasa. Itulah yang ditulis oleh Sdr. Bambang Soesatyo dalam buku ini!” — M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI 2004-2009 “…salut kepada Bambang Soesatyo yang berani membeberkan-menyodorkan fakta betapapun pahit rasanya bagi kita, dan bersedia bersusah payah membedah-menguak kondisi kekinian bangsa-negara kita walaupun terasa menyakitkan. Semuanya ini dia lakukan tentunya untuk menyalakan ‘lampu kuning’ bagi para pemimpin kita agar kembali ke jalur yang benar…” —Adnan Buyung Nasution, Advokat Senior “Saya terkejut membaca laporan publikasi Indeks Negara Gagal atau Failed States Index (FSI) 2012 yang menempatkan Indonesia berada di posisi ke-63 dari 177 negara di dunia. Sebagai anak bangsa, saya tentu tidak bisa menerima kenyataan itu. Indonesia bukan negara gagal. Makanya, ketika Bambang Soesatyo, penulis buku ini, mengulas laporan tersebut, saya mengatakan, ‘Pemimpin bisa salah. Namun negara tak boleh gagal. ’” —Aburizal Bakrie, Ketua Umum DPP Partai Golkar “Acap kali Presiden SBY lantang mengatakan, ‘Negara tidak boleh kalah.’ Padahal, kalau kekerasan terjadi lagi, berarti negara telah kalah dan ucapan itu hanyalah sikap lari dari masalah atau bersembunyi di balik ketakhadiran negara mengatasi masalah. Buku ini sangat tepat menggambarkan kegalauan anak bangsa. Menarik dan penting untuk dibaca!” —M. Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah “Bambang Soesatyo, dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR, yang bertugas untuk mengawasi pemerintah dan menampung aspirasi rakyat dari akar rumput, ternyata mampu menangkap kegalauan yang mengombang-ambingkan bahtera negara ini. Jika disederhanakan, Bambang menengarai, kegalauan itu bersumber dari kebingungan rakyat yang diakibatkan oleh sikap bimbang kepala negara, yang tidak memiliki kecepatan, ketegasan, konsistensi tindakan, yang bisa mengarahkan bangsa ke tubir negara gagal.” —Yudi Latif, Pengamat Kebangsaan “Para pengusaha banyak yang kelabakan mengamati proses politik di Indonesia, yang cenderung dijalankan hanya berdasarkan selera penguasa. Proses hukum pun lebih sering berjalan seiring kepentingan dan kesepakatan yang tak pantas. Dalam buku ini, Bambang Soesatyo memaparkan kerancuan dalam perjalanan negeri ini, dan ancamannya jika situasi ini terus berlanjut.” —Edward Seky Soeryadjaya, Pengusaha Nasional Resensi Buku:
Buku Sejenis Lainnya:
![]() Advertisement |